Nilai tukar rupiah berada di level Rp14.617 per dolar AS pada Selasa (25/8) pagi. Posisi tersebut menguat 0,36 persen dibandingkan perdagangan Senin (24/8) yang di level Rp14.670 per dolar AS.
Pagi ini, mata uang Garuda menguat bersama seluruh mata uang di kawasan Asia lainnya. Terpantau, yen Jepang menguat 0,08 persen, dolar Singapura menguat 0,12 persen, dolar Taiwan menguat 0,20 persen,
won Korea Selatan naik 0,26 persen, dan peso Filipina naik 0,24 persen.
Kemudian, rupee India bertambah 0,71 persen, yuan China menguat 0,11 persen, ringgit Malaysia naik 0,17 persen, dan baht Thailand bertambah 0,02 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Serupa, mayoritas mata uang di negara maju juga perkasa di hadapan dolar AS. Kondisi ini ditunjukkan dengan poundsterling Inggris naik 0,28 persen, dolar Australia menguat 0,18 persen, dan franc Swiss naik 0,09 persen. Hanya dolar Kanada yang melemah 0,05 persen terhadap dolar AS.
Kepala Riset Monex Investindo Ariston Tjendra mengatakan pasar keuangan mendapatkan sentimen positif dari penguatan indeks saham AS pada perdagangan Senin (24/8). Bahkan, indeks S&P 500 mencetak rekor level tertinggi baru.
"Ini bisa memberikan sentimen positif ke pasar keuangan Asia pagi ini," ujarnya kepada CNNIndonesia.com, Selasa (25/8).
Menurutnya, sentimen positif ini didukung oleh persetujuan Food and Drug Administration (FDA) selaku Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) AS untuk penyuntikan plasma darah bagi perawatan pasien covid-19.
Selain itu, rencana percepatan persetujuan vaksin sebelum pemilu Presiden AS oleh Donald Trump dan penurunan laju penularan covid-19 di AS sejak pertengahan Agustus juga memberikan sentimen positif ke pasar.
"Hari ini, rupiah bisa turut menguat terhadap dolar AS dengan sentimen positif tersebut mengikuti penguatan nilai tukar emerging market lainnya," imbuhnya.
Ia memprediksi rupiah bergerak di kisaran Rp14.550 hingga Rp14.750 per dolar AS.