PLN Ungkap Perkembangan Akuisisi Perusahaan Tambang Batu Bara

CNN Indonesia
Selasa, 25 Agu 2020 13:14 WIB
PLN mengakuisisi sejumlah perusahaan batu bara demi mengamankan pasokan bahan bakar mereka.
PLN mengakuisisi saham beberapa perusahaan tambang batu bara untuk menjamin pemenuhan kebutuhan batu bara perusahaan. Ilustrasi. (CNN Indonesia/ Andry Novelino).
Jakarta, CNN Indonesia --

PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN melebarkan sayapnya bisnis ke sektor hulu energi primer yakni batu bara. Perseroan telah mengakuisisi sejumlah perusahaan tambang batu bara.

Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini mengatakan tujuan kepemilikan saham tersebut adalah memastikan ketersediaan batu bara untuk Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dengan harga terjangkau, jumlah memadai, dan kontinuitas terjaga.

"Salah satunya dengan cara memiliki tambang dalam persentase tertentu sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan," katanya dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VII, Selasa (25/8).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

PLN sendiri tengah mengembangkan mega proyek pembangkit listrik 35 ribu mega watt (MW) dan 7.000 MW yang ditargetkan selesai pada 2023 mendatang. Sementara itu, sebagian dari PLTU berbasis bahan bakar batu bara sehingga akan meningkatkan kebutuhan batu bara setiap tahun.

"Untuk masa produksi pembangkit listrik khususnya PLTU adalah 30 hingga 40 tahun, sehingga perlu dipastikan ketersediaan batu bara selama PLTU beroperasi," imbuhnya.

Perseroan juga memiliki entitas anak yang bergerak pada sektor batu bara, yakni PT PLN Batu Bara Investasi. Tercatat, perusahaan sudah melakukan akuisisi saham pada sejumlah tambang batu bara.

Secara garis besar, Zulkifli menjelaskan terdapat tiga program terkait akuisisi saham tambang batu bara oleh PLN Group.

Pertama, program akuisisi saham tambang batu bara untuk PLTU mulut tambang. Saat ini PLTU Mulut Tambang Jambi 1 berkapasitas 2×300 MW telah produksi sebesar 2,3 juta Metrik Ton (MT).

[Gambas:Video CNN]

Lalu, PLTU Mulut Tambang Kalselteng 3 dengan kapasitas 2x1000 MW tengah dalam tahap pembebasan dan sertifikasi lahan.

Kedua, perseroan juga melakukan akuisisi tambang berikut infrastruktur pendukung untuk menjaga pasokan batu bara dan efisiensi biaya penyediaan batu bara. Meliputi, pembangkit di Provinsi Sumatera Selatan, dan saat ini telah produksi sebesar 700 ribu MT. Kemudian, PLTU Meulaboh 3-4 dengan kapasitas 2x200 MW.

"Saat ini dalam tahap kajian oleh pihak independen untuk valuasi tambang," katanya.

Selain itu, PLN juga melakukan kerja sama tambang untuk pemanfaatan batu bara lokal dengan PLTU Nagan Raya 1-2, yang saat ini dalam tahap kajian pihak ahli.

Fokus Listrik

Namun, upaya PLN masuk ke bisnis tambang batu bara ini menuai kritik dari sejumlah anggota Komisi VII DPR. Salah satunya dari Anggota Komisi VII Willy Joseph.

Ia menilai upaya perusahaan setrum pelat merah itu justru dikhawatirkan memecah fokus kepada tanggung jawab utamanya dalam memenuhi kebutuhan listrik masyarakat.

"Kepemilikan saham di tambang batu bara ini perlu ditinjau kembali. Nanti, PLN bisa sibuk dan kuasai tambang batu bara," katanya.

Selain itu, ia menilai tidak semua tambang batu bara menyumbangkan laba. Ia khawatir upaya ini justru menimbulkan beban bagi kinerja keuangan PLN.

"Jadi PLN cukup kerja sama beli dari pengusaha tambang tidak perlu memiliki share (saham), hemat kami, karena ini bukan tugas utama PLN dan kita bagi agar perusahaan swasta atau lainnya untuk bisa melakukan penambangan bahan baku PLN ini," imbuhnya.

Namun, Zulkifli mengatakan porsi kepemilikan tambang batu bara tersebut hanya 5 persen dari total kebutuhan batu bara PLN. Ia menegaskan kepemilikan tambang batu bara itu untuk memastikan ketersediaan bahan baku pada pembangkit kecil dan terpencil.

"Kalau disampaikan seolah masuk ke sana, itu kami hanya pastikan PLTU kecil kami di tempat terpencil yang mungkin supplier batu bara itu tidak mau untuk suplai dalam skala kecil dan tempat kecil, itu kami sediakan," tuturnya.



(ulf/agt)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER