PT PLN (Persero) menargetkan raihan pendapatan sebesar Rp391,6 triliun pada 2021. Target tersebut naik 52,55 persen dari target tahun ini, Rp256,7 triliun.
"Proyeksi posisi keuangan 2021 dalam rangka mencapai kinerja keuangan 2021 yang sehat sehingga keberlanjutan operasional terjaga yaitu dengan pendapatan sebesar Rp391,6 triliun dan beban Rp372,2 triliun," ujar Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VII, Selasa (25/8).
Untuk meraih target tersebut, ia menuturkan perseroan telah mempersiapkan sejumlah strategi yakni meningkatkan pendapatan dan efisien secara bersamaan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat juga:Pemerintah Masih Punya Utang Rp38 T ke PLN |
Guna meningkatkan pendapatan di tengah pandemi covid-19, lanjutnya, perseroan menargetkan tambahan penjualan listrik kepada pelanggan besar. Karenanya, PLN akan melakukan kajian terhadap permintaan pelanggan jumbo.
Masih untuk menaikkan pendapatan, perseroan juga akan menawarkan promo pemasaran dan memberikan tarif kompetitif kepada pelanggan industri. Harapannya, dapat mendorong konsumsi listrik industri di tengah pandemi covid-19.
"Kami juga akan menjaga kecukupan pasokan listrik," imbuhnya.
Dari sisi efisien, ia mengatakan PLN juga telah mempersiapkan sejumlah strategi. Pertama, mengoptimalkan bauran energi melalui produksi listrik dari pembangkit non BBM. Kedua, menurunkan biaya energi primer dengan mengoperasikan pembangkit Energi Baru Terbarukan (EBT) di daerah terpencil dan terisolasi.
Ketiga, mengupayakan pemberlakuan domestic market obligation (DMO) batu bara dan gas. Keempat, melakukan program efisien pemeliharaan dan optimalisasi ketersediaan.
Hingga kuartal I 2020, perusahaan setrum negara itu membukukan rugi fantastis sebesar Rp38,87 triliun. Kondisi ini berbanding terbalik jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang mengantongi laba sebesar Rp4,14 triliun.
PLN tercatat masih mampu mengantongi pendapatan sebesar Rp72,7 triliun hingga Maret 2020 atau naik sebesar 5,48 persen dibandingkan kuartal I 2018 yakni Rp68,91 triliun. Namun, beban usaha perseroan juga meningkat 7 persen dari Rp73,63 triliun menjadi Rp78,79 triliun.
Perusahaan juga menelan rugi selisih kurs hingga Rp51,97 triliun. Padahal, periode sebelumnya PLN masih mencatat laba keuntungan selisih kurs sebesar Rp4 triliun.