Bosowa Duga Bukopin Jual Saham ke Kookmin Bank Kemurahan

CNN Indonesia
Jumat, 28 Agu 2020 08:29 WIB
Bosowa menilai untuk menjadi pengendali tunggal harusnya pihak investor membeli saham dengan nilai beberapa kali di atas nilai buku (book value).
Bosowa menilai untuk menjadi pengendali tunggal harusnya pihak investor membeli saham dengan nilai beberapa kali di atas nilai buku (book value). llustrasi. (ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah).
Jakarta, CNN Indonesia --

PT Bosowa Corporindo menduga penjualan saham PT Bank Bukopin Tbk kepada KB Kookmin Bank lewat mekanisme penyetoran modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) atau private placement terlalu murah.

Direktur Keuangan Bosowa Corporindo Evyana Mukti mengingatkan harga pembelian saham Bukopin melalui Penerbitan Umum Terbatas (PUT) ke-V sebesar Rp180 per lembar sudah berada di bawah harga pasar.

"Dasar harga yang dipakai oleh Kookmin masuk itu kan Rp180, tapi di market itu kalau enggak salah sekitar Rp280 atau Rp260," ucap Evyana saat ditemui di Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (27/8).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di samping itu, berdasarkan keterbukaan informasi pada saat pelaksanaan atau rencana PMTHMETD yang disampaikan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Bukopin pada 25 Agustus lalu, tak disebutkan berapa harga per lembar saham yang akan dibeli oleh Kookmin.

Hal ini memunculkan spekulasi apakah nantinya harga saham akan sama dengan PUT V atau dibeli dengan harga lain.

"Tidak ada valuasi independen yang menyebutkan berapa harga per lembar, tidak ada fairness opinion yang menyebutkan berapa harga per lembar sahamnya," imbuhnya.

Padahal, lanjut Evyana, untuk menjadi pengendali tunggal harusnya pihak investor membeli saham dengan nilai beberapa kali di atas nilai buku (book value).

[Gambas:Video CNN]

Lantaran itu lah, hingga saat ini Bosowa tak setuju langkah penyelamatan Bukopin dengan cara private placement. Evyana menegaskan bukan karena pihaknya ingin menjegal Kookmin sebagai pengendali mayoritas, tetapi karena hal tersebut justru bisa merugikan pemegang saham lain termasuk pemerintah.

"Kalau kita hitung Rp180 lah sama dengan PUT V, Korea ini masuk dengan 0,2 kali book value, enggak sampai 1 kali book value. Padahal, historical transaksi di mana pun kalau membeli pengendalian, rata-rata itu premium base bukan sekedar book value," terangnya.

(hrf/sfr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER