Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) berencana melanjutkan program Transformasi Ekonomi Kampung Terpadu atau Tekad di Papua, Papua Barat, termasuk juga Sulawesi pada 2021 mendatang.
Pembiayaan program akan menggunakan utang Rp60 miliar dari International Fund for Agriculture Development (IFAD), serta dana hibah Rp13,36 miliar dari lembaga serupa.
"Untuk kegiatan Tekad ini di Papua, Papua Barat, dan Sulawesi itu ada Rp73,36 miliar," ujar Mendes PDTT Abdul Halim Iskandar dalam rapat bersama Komisi V DPR, Rabu (2/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di luar anggaran tersebut, ada pula anggaran yang berasal dari APBN sebesar Rp1,5 miliar. Sehingga, total anggaran untuk program Tekad pada 2021 mencapai Rp74,86 triliun.
"Ini yang saya sebutkan tadi sasarannya adalah 500 desa," imbuh Halim.
Program kerja sama antara Kemendes PDTT dan IFAD sendiri telah berlangsung tahun ini dengan menyasar desa-desa di 5 provinsi, yakni Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara, dan Nusa Tenggara Timur.
IFAD merupakan badan khusus PBB yang memiliki mandat khusus, yakni pembangunan di wilayah perdesaan.
Lembaga ini dianggap memiliki kesamaan komitmen untuk melakukan proses pembangunan secara intensif berkelanjutan berbasis desa dan daerah pinggiran, di mana target utamanya adalah untuk kesinambungan ekonomi masyarakat desa menuju sejahtera.
Secara umum ada dua hal yang menjadi fokus program Kemendes PDTT, yakni program pembangunan dan program pemberdayaan berbasis desa dan kawasan transmigrasi, serta program pemberdayaan masyarakat.
Selain untuk program Tekad, Kemendes PDTT juga memanfaatkan pinjaman atau utang dari Bank Dunia sebesar Rp140 miliar untuk program Penguatan Pemerintahan dan Pembangunan Desa (P3D) pada 2021.