Erick: Ekonomi Global akan Beralih dari AS-Eropa ke China

CNN Indonesia
Selasa, 15 Sep 2020 20:04 WIB
Menteri BUMN Erick Thohir menilai 'kiblat' ekonomi global akan beralih dari AS dan Eropa ke kawasan selatan, seperti China, India hingga Afrika Selatan.
Menteri BUMN Erick Thohir menilai 'kiblat' ekonomi dunia akan beralih dari AS dan Eropa ke kawasan selatan, seperti China, India hingga Afrika Selatan. (CNN Indonesia/Andry Novelino)
Jakarta, CNN Indonesia --

Menteri BUMN Erick Thohir menilai sumber dan potensi ekonomi global akan bergeser dari negara-negara di kawasan Eropa dan Amerika Serikat ke China, India, dan sejumlah negara di bagian selatan, termasuk di dalamnya Afrika Selatan.

Karenanya, Indonesia harus bisa membaca peluang tersebut. Selanjutnya, menyiapkan diri agar dapat menangkap sumbangan ekonomi dunia untuk meningkatkan perekonomian di dalam negeri.

"Kita lihat ekonomi dunia akan shifting (beralih) ke negara-negara selatan-selatan, seperti China, India. Memang kebanyakan negara Asia dibandingkan negara Eropa atau beberapa negara di Amerika. Afrika potensi juga, maka perdagangan south to south akan jadi meningkat," ujar Erick dalam webinar Transportasi Sehat Indonesia Maju, Selasa (15/9).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebetulnya, ia menilai Indonesia mampu mencuri peluang ekonomi dunia. Sebab, negara-negara yang diprediksi tumbuh pesat ekonominya adalah negara dengan penduduk kelas menengah/middle income class. Kelas penduduk ini sama dengan mayoritas kelas di Indonesia.

Ia optimistis produk-produk buatan dalam negeri yang utamanya diproduksi untuk menyasar pasar kelas menengah Indonesia cocok untuk kelas menengah negara-negara tersebut. 

"Masing-masing ini middle income class. Ini kesempatan kita agar bisa menjajakan produk-produk kita, maritim, pertanian, perkebunan, seperti buah-buahan, dan lainnya," ungkapnya.

Di sisi lain, Indonesia punya keunggulan sumber daya alam yang melimpah sehingga akan banyak jenis produk yang bisa diekspor ke negara-negara tersebut. Hanya saja, ia mengingatkan ada pekerjaan rumah yang harus diselesaikan bila ingin sukses menggarap pasar negara-negara tersebut. 

Salah satunya melakukan hilirisasi. Dengan begitu, Indonesia tidak hanya bisa mengekspor bahan mentah, namun juga produk olahan. 

Erick pun mengklaim pemerintah sudah melakukan hilirisasi. Misalnya, dengan membangun industri baterai untuk kendaraan listrik. Hal ini dilakukan oleh BUMN melalui kerja sama dengan perusahaan asing. 

"Misalnya, kami lakukan gasifikasi untuk batu bara agar tekan impor LPG. Kita terus jadi player (pemain) utama dalam isi baterai ke depannya," tandasnya.

[Gambas:Video CNN]



(ulf/bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER