Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.735 per dolar AS pada perdagangan pasar spot Jumat (18/9) sore. Posisi tersebut menguat 0,66 persen dibandingkan perdagangan Kamis (17/9) sore di level Rp14.832 per dolar AS.
Sementara kurs referensi Bank Indonesia (BI), Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah di posisi Rp14.768 per dolar AS atau menguat dari sebelumnya di level Rp14.878 per dolar AS.
Sore ini, mayoritas mata uang di kawasan Asia terpantau menguat terhadap dolar AS. Peso Filipina menguat 0,26 persen, dolar Singapura menguat 0,05 persen, rupee India menguat 0,27 persen, yuan China menguat 0,08 persen, ringgit Malaysia menguat 0,4 persen, bath Thailand menguat 0,42 persen, won Korea Selatan menguat 1,18 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal yang sama terjadi pada mata uang di negara maju. Tercatat, Poundsterling Inggris menguat 0,07 persen persen, dolar Kanada menguat 0,06 persen dan franc Swiss menguat 0,01 persen.
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan rupiah menguat karena pasar merespons positif draft revisi Undang-Undang (UU) Bank Indonesia (BI). Di sini, pasar berharap revisi itu akan memperluas tugas bank sentral untuk mengerek pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja.
"Menanggapi draft tersebut pasar meyakini wewenang ke depan bank sentral akan lebih luas. Apalagi BI sudah berperan dalam pertumbuhan ekonomi," kata Ibrahim.
Menurut Ibrahim, pasar juga merespons positif kebijakan pemerintah yang mengizinkan BI membeli surat berharga negara (SBN) di pasar perdana selama pandemi virus corona. Hanya saja, sentimen ini akan berubah jika masih berlanjut ketika pandemi berakhir.
"Intervensi BI di pasar keuangan yang meningkat selama pandemi masih dinilai positif oleh pasar asalkan tidak berlanjut di masa normal," pungkas dia.