Kepala BPH Migas M. Fanshurullah Asa dan Tim BPH Migas melakukan pengawasan penerapan Digitalisasi Nozzle terhadap 2 SPBU di Kabupaten Pesawaran dan Kab. Pesisir Barat, Lampung.
Ia didampingi Sales Branch Manager MOR II PT. Pertamina (Persero), Agung Suryatama, dan Mgr Business, Government dan Enterprise Service PT. Telkom, Hasan Basri.
Fanshurullah menyatakan lingkup pekerjaan Pertamina dengan Telkom terkait IT Nozzle antara lain meliputi ATG, EDC, sampai pencatatan nomor polisi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, komitmen Telkom dibuktikan oleh pemasangan EDC yang telah mencapai 92 persen. Hanya saja, masih terkendala pencatatan nomor polisi yang harus ditingkatkan persentase kepatuhannya.
Sementara itu, tiga bulan lalu implementasi IT Nozzle secara nasional sudah mencapai 31 persen, dan saat ini meningkat menjadi 40 persen.
Sementara itu SBM Pertamina Lampung, Agung Suryatama, menyampaikan untuk di wilayah Provinsi Lampung, dari total target IT nozzle pada 149 SPBU, 65 SPBU sudah UAT (43,6 persen), sehingga dalam satu minggu ke depan sudah BAST.
Pencatatan nomor polisi untuk solar sudah berjalan untuk wilayah Provinsi Lampung dengan rata-rata tingkat kepatuhan 37,3 persen, sementara untuk premium baru dimulai awal September dengan tingkat kepatuhan mencapai 4,4 persen.
Artinya, saat ini di Lampung sudah 65 dari 149 SPBU yang sudah selesai dilakukan instalasi dengan status UAT dan/atau BAST, sedangkan 56,4% sisa targetnya baru diterapkan sampai instalasi ATG.
Dalam kunjungannya, Fanshurullah masih menemukan kendala di lapangan terkait penerapan IT Nozzle, seperti yang dijelaskan operator SPBU. Salah satu yang sering terjadi saat pengisian adalah mesin EDC yang terkadang error (not responding). Terutama pagi hari, ketika sinyal terkendala bisa hingga setengah jam.
Karena itu, menurut Fanshurullah, data fluktuasi EDC error mesti akurat, sehingga bisa menjadi dasar komplain kepada telkom.
"Agar diidentifikasi problemnya apakah di sinyal atau di baterai. Siapkan form atau logbook keluhan/trouble yang mencatat secara detail berikut waktu-waktunya," ujar Fanshurullah.
Mengakhiri perbincangan, Fanshurullah berpesan agar area Sumbagsel juga menyiapkan pelatihan operator untuk standardisasi kompetensi operator.
"Ada anggaran 12M rupiah yang kami siapkan untuk pelatihan, yang sumbernya salah satunya dari Iuran Pertamina juga," ujarnya.