Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir meminta Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok memperkuat kerja sama tim perusahaan. Dengan demikian, Pertamina bisa melakukan transformasi sesuai arahan pemerintah.
Pernyataan itu disampaikan Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga.
"Pak Menteri meminta sebagai komisaris utama, Pak Ahok bisa membangun tim yang kuat di Pertamina dengan kerja sama yang baik, sehingga Pertamina bisa melakukan transformasi di dalam sesuai arah kementerian," ungkap Arya dalam keterangan resmi, Jumat (18/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menyatakan tugas Ahok sebagai Komisaris Utama Pertamina sejak awal adalah melakukan transformasi bisnis. Untuk melakukan itu, maka dibutuhkan tim yang kuat dan solid.
"Jadi juga dengan melibatkan tim yang ada di dalam semakin kuat, jadi kerja sama tim diperkuat oleh Pak Menteri kepada Pak Ahok," terang Arya.
Lebih lanjut Arya menyatakan Ahok telah melakukan pertemuan dengan Erick beberapa waktu lalu. Pertemuan dilakukan setelah Ahok membongkar aib direksi Pertamina.
Menurut Arya, Ahok menyampaikan sejumlah kelemahan yang ada di Pertamina dan saran yang harus dilakukan untuk memperbaiki perusahaan. Masukan itu pun diterima oleh Erick.
"Pak Menteri juga sharing apa saja yang dilihat beliau dari informasi-informasi yang ada. Pak Ahok memang ditugaskan oleh Kementerian BUMN untuk melakukan pengawasan kepada Pertamina," jelas Arya.
Diketahui, Ahok membuka bobrok manajemen Pertamina secara lugas lewat akun Youtube Poin, Senin (14/9). Sebagai komisaris utama, Ahok mengatakan manajemen hobi melobi menteri terkait pergantian direksi perusahaan.
Bahkan, Ahok tak tahu soal pergantian direksi yang baru saja dilakukan di tubuh Pertamina. Makanya, ia mengaku sempat marah-marah ke manajemen.
"Ganti direktur bisa tanpa kasih tahu saya. Saya sempat marah-marah juga. Direksi-direksi semua mainnya lobi ke menteri karena yang menentukan itu menteri," kata Ahok.
Kemudian, ia bilang tak ada perubahan gaji karyawan meski sudah dicopot atau pindah posisi. Misalnya, karyawan A mendapatkan gaji Rp100 juta, tapi setelah dicopot atau pindah jabatan jumlah gaji yang diterima tetap sama.
"Masa dicopot gaji masih sama. Alasannya karena orang lama. Ya harusnya gaji mengikuti jabatan Anda kan. Tapi mereka buat gaji pokok besar semua. Jadi bayangkan gaji sekian tahun gaji pokok bisa Rp75 juta. Dicopot, tidak ada kerjaan pun dibayar segitu. Gila saja nih," ujar Ahok.
Selain itu, Ahok juga mengungkapkan kekesalannya soal pengelolaan utang di Pertamina. Pasalnya, perusahaan terlalu mudah menarik utang, padahal sudah memiliki beban utang yang tinggi.
"Sudah utang US$16 miliar. Tiap kali otaknya minjam duit. Saya kesel nih," kata Ahok.
Bukan hanya kepada direksi Pertamina. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu juga menyatakan Kementerian BUMN seharusnya dibubarkan sebelum Presiden Joko Widodo (Jokowi) turun. Pengelolaan perusahaan pelat merah seharusnya diganti dengan sistem super holding seperti Temasek di Singapura.
"Kementerian BUMN harusnya dibubarkan sebelum Pak Jokowi turun. Kita harus ada yang namanya Indonesia Incorporation semacam Temasuk karena presiden tak bisa mengontrol manajemen BUMN," jelas Ahok.