Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.815 per dolar AS pada perdagangan pasar spot Rabu (23/9) sore. Posisi tersebut melemah 0,20 persen dibandingkan perdagangan Selasa (22/9) sore di level Rp14.785 per dolar AS.
Sementara kurs referensi Bank Indonesia (BI), Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah di posisi Rp14.835 per dolar AS atau melemah dari Rp14.782 per dolar AS pada perdagangan sebelumnya.
Sore ini, mayoritas mata uang di kawasan Asia terpantau melemah terhadap dolar AS. Yen Jepang melemah 0,15 persen, dolar Singapura melemah 0,04 persen, dolar Taiwan melemah 0,21 persen, dan peso Filipina melemah 0,01 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yuan China juga melemah 0,13 persen diikuti ringgit Malaysia melemah 0,54 persen dan baht Thailand melemah 0,21 persen. Sedangkan won Korea Selatan menguat 0,05 persen dan rupee India menguat 0,02 persen.
Sementara itu, mata uang di negara maju masih bergerak variatif terhadap dolar AS. Poundsterling Inggris menguat 0,24 persen dan dolar Australia menguat 0,66 persen. Sebaliknya franc Swiss melemah 0,03 persen dan dolar Kanada melemah 0,14 persen.
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan penguatan dolar AS didorong oleh rilis data ekonomi negeri Paman Sam yang menunjukkan bahwa penjualan rumah melonjak menjadi 6 juta pada Agustus atau level tertinggi dalam hampir 14 tahun terakhir.
Hal ini membuat data sentimen PMI September 2020 AS, yang akan dirilis Rabu malam nanti, diproyeksikan kuat. Selain itu, Komentar dari Presiden Federal Reserve Chicago Charles Evans juga mendorong dolar lebih tinggi setelah ia memberikan sinyal hawkish dan mengatakan pelonggaran kuantitatif yang berlanjut tak memberikan dorongan tambahan untuk ekonomi AS.
"Dia juga mengisyaratkan bahwa mungkin saja The Fed menaikkan suku bunga sebelum inflasi mulai mencapai rata-rata 2 persen," ujar Ibrahim dalam keterangan tertulis yang diterima CNNIndonesia.com.
Sementara dari dalam negeri sentimen pasar terhadap rupiah masih dipengaruhi oleh perkembangan rencana amandemen UU Bank Indonesia (BI) yang diajukan DPR bulan ini, di mana menteri bisa mempengaruhi strategi BI untuk membantu mendanai defisit anggaran. Hal ini dianggap janggal sehingga perlu dipertanyakan oleh investor asing.
Padahal, negara-negara seperti AS dan Uni Eropa walaupun krisisnya terlalu parah tidak serta merta merevisi Undang-undang Perbankan.
"Sehingga pasar mempertanyakan keabsahannya. Sementara politisi telah mengecilkan ancaman terhadap independensi bank, mereka juga mengatakan langkah dalam RUU untuk menjamin akan membantu membeli hutang pemerintah dalam keadaan darurat adalah mungkin," ucap Ibrahim.
Dalam perdagangan sore ini, ia menuturkan rupiah akan ditutup melemah tipis 30 poin di level Rp14.815 per dolar AS. "Sementara dalam perdagangan hari kamis kemungkinan mata uang rupiah akan dibuka melemah di 20- 50 poin di level Rp14.800-14.870 per dolar AS," tandasnya.