Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menyatakan siap melakukan pengawalan kegiatan penguatan pangan nasional, sesuai instruksi Presiden Joko Widodo baru-baru ini. Termasuk, dalam konteks pengembangan food estate.
Presiden menyebut, penguatan pangan nasional perlu dilakukan untuk mengantisipasi kemungkinan terjadi krisis pangan seperti yang disampaikan badan pangan dunia, FAO. Salah satu antisipasi adalah dengan konsep food estate yang menggabungkan koperasi perani dan koperasi pertanian.
SYL mengatakan, pihaknya akan meningkatkan kerja sama antar lembaga dan kementerian terkait.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kerja sama di lapangan sangat ketat tidak ada yang berjalan sendiri dan semua saling topang satu dengan yang lain," ujar SYL pada Rabu (23/9).
Sementara di lapangan, Kementan juga akan menguatkan ragam tanaman pangan, termasuk subsektor hortikultura, perkebunan, dan peternakan. SYL menyebut 30 ribu hektare lahan akan segera digarap, untuk kemudian dilanjutkan dengan penanaman.
Pada minggu pertama bulan Oktober, penggarapan lahan mulai dilakukan menggunakan alat mesin pertanian traktor, drone, dan mesin-mesin lain. Acara yang diharapkan menjadi lumbung pangan baru sebagai penopang kebutuhan pangan nasional itu direncanakan bakal dipimpin langsung oleh Presiden Jokowi.
"Presiden berharap mekanisasi dan teknologi pertanian bisa dilakukan di sana. Kita juga sudah menyiapkan sistem penaburan benih dan pupuk menggunakan drone dan kita juga memberdayakan petani. Insya Allah setelah kick off penanaman bisa cepat rampung di 30 ribu hektare," kata SYL.
Ia menambahkan, "Kita berharap muara akhirnya ada pada industri. Kita tidak akan menjual gabah saja tetapi menjual beras berkualitas yang dapat masuk ke market place. Kalau ini ditata dengan baik maka bisa menjadi produksi yang berkualitas ekspor sehingga kita punya cadangan yang cukup dan dapat meningkatkan pendapatan nasional."
(rea)