Australia Ubah UU Perbankan Demi 'Sembuh' dari Resesi

CNN Indonesia
Jumat, 25 Sep 2020 11:55 WIB
Australia berencana mengubah UU Perbankan mereka demi menyelamatkan diri dari resesi pertama yang dialami dalam 30 tahun terakhir.
Australia berencana mengubah UU Perbankan mereka demi menyelamatkan diri dari resesi pertama yang dialami dalam 30 tahun terakhir. Ilustrasi. (AP/Rick Rycroft).
Jakarta, CNN Indonesia --

Australia mengubah undang-undang perbankan untuk keluar dari jebakan resesi ekonomi sebagai dampak pandemi virus corona (covid-19). Upaya ini sempat membuat saham-saham bank di bursa Australia melonjak, tapi mendapatkan kritikan tajam dari konsumen dan oposisi Partai Buruh.

UU Perbankan Australia akan dikembalikan ke era sebelumnya, di mana pembatasan kredit tidak akan berlaku lagi. Bendahara Negara Josh Frydenberg mengatakan pembatasan kredit yang berlaku pada 2009 telah menahan laju kredit dan menghambat upaya pemulihan dari resesi.

Diketahui, Australia resmi masuk ke jurang resesi setelah pertumbuhan ekonominya minus dua kuartal berturut-turut. Pada kuartal kedua, minus 7 persen. Pada kuartal sebelumnya, pertumbuhan ekonomi Australia sudah minus 0,3 persen.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kondisi tersebut merupakan kali pertama Australia resesi dalam 30 tahun terakhir. Realisasi pertumbuhan ekonomi kuartal II 2020 Australia ini bahkan disebut yang terburuk dalam 61 tahun terakhir.

"Saat bangsa ini berusaha untuk pulih dari covid-19, penyediaan akses kredit akan sangat penting untuk membangun kembali setiap sektor ekonomi kita, mulai dari perhotelahn hingga pariwisata, konstruksi hingga ritel," ujar Frydenberg, melansir AFP, Jumat (25/9).

UU Perbankan sebelumnya mewajibkan pemberi pinjaman untuk menilai risiko dan menentukan apakah calon debitur dapat membayar kembali setiap kredit.

Alhasil, pemberi pinjaman kian menghindari risiko dan terlalu konservatif yang berakhir pada proses persetujuan yang rumit, dan berlarut-larut.

"Apa yang dimulai satu dekade lalu soal prinsip pemberian kredit telah berkembang menjadi rezim yang terlalu preskriptif, kompleks, mahal yang dikenal sebagai kewajiban pinjaman yang bertanggung jawab," imbuh Frydenberg.

Rencana kebijakan mengembalikan UU Perbankan ini disambut oleh kelompok bisnis hingga mengiring saham bank-bank di Australia meroket. National Australia Bank dan Westpac, misalnya, sahamnya naik lebih dari 6 persen. Sedangkan, ANZ melompat lebih dari 5 persen dan Commonwealth Bank naik 3,4 persen.

[Gambas:Video CNN]



(bir/age)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER