Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.872 per dolar AS pada perdagangan pasar spot Jumat (25/9) sore. Posisi tersebut menguat 0,12 persen dibandingkan perdagangan Kamis (24/9) sore di level Rp14.890 per dolar AS.
Sementara kurs referensi Bank Indonesia (BI), Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah di posisi Rp14.951 per dolar AS atau melemah dari Rp14.949 per dolar AS pada perdagangan sebelumnya.
Sore ini, mayoritas mata uang di kawasan Asia terpantau menguat terhadap dolar AS. Dolar Singapura menguat 0,12 persen, dolar Taiwan menguat 0,28 persen, won Korea Selatan menguat 0,01 persen, dan peso Filipina menguat 0,19 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selanjutnya rupee India menguat 0,39 persen, yuan China menguat 0,14 persen, ringgit Malaysia menguat 0,08 persen, dan bath Thailand menguat 0,17 persen. Hanya Yen Jepang yang melemah sendirian sebesar 0,03 persen.
Sementara itu, mata uang di negara maju masih bergerak variatif terhadap dolar AS. Poundsterling Inggris melem 0,16 persen dan dolar Australia melemah 0,35 persen. Sebaliknya franc Swiss menguat 0,11 persen dan dolar Kanada menguat 0,04 persen.
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan sebenarnya pasar mulai sedikit tenang dan melihat adanya harapan bahwa Kongres AS akan memecahkan kebuntuan selama berbulan-bulan terkait stimulus tambahan dalam penanganan pandemi covid-19 di negeri Paman Sam.
Pasalnya, Partai Demokrat di Dewan Perwakilan Rakyat AS mengumumkan bahwa mereka sedang mengerjakan paket stimulus virus korona senilai US$2,2 triliun yang akan didiskusikan minggu depan.
Namun, beberapa investor tetap skeptis Kongres dapat mengatasi kebuntuan tersebut. Apalagi ada kemungkinan pemilihan presiden November mendatang disengketakan karena Presiden AS Donald Trump menolak berkomitmen pada peralihan kekuasaan secara damai jika dia gagal terpilih kembali.
"Sementara itu, data yang dirilis pada hari Kamis menunjukkan bahwa jumlah orang Amerika yang mengklaim pengangguran selama seminggu terakhir meningkat menjadi 870.000, menunjukkan perlambatan dalam pemulihan ekonomi dan menyoroti kebutuhan mendesak Kongres untuk meloloskan langkah-langkah dukungan," ucapnya kepada CNNIndonesia.com.
Sementara dari dalam negeri, dampak penerapan kembali pembatasan sosial berskala besar (PSBB) diI Jakarta yang di perpanjang sampai Oktober tak memberikan sentimen buruk terhadap pasar. Pasalnya sejauh ini kebijakan tersebut tak berdampak buruk pada sektor perekonomian.
Meski demikian, pemerintah perlu terus memantau dampak penerapan PSBB ibu kota hingga 11 Oktober 2020 terhadap perekonomian kuartal ketiga yang kemungkinan akan kembali terkontraksi.
Dalam penutupan perdagangan akhir pekan ini, Ibrahim memprediksi rupiah menguat tipis 17 poin di level Rp14.872 per dolar AS.
"Sementara dalam perdagangan minggu depan tepatnya di hari Senin mata uang Garuda kemungkinan masih akan menguat walaupun tipis antara 5-30 poin di level Rp14.850-14.900 per dolar AS," tandasnya.