Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) memprediksi kondisi ekonomi pada kuartal III yang diproyeksikan mengalami resesi tidak akan seburuk krisis yang terjadi pada 1998 silam.
Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Kadin DKI Jakarta Sarman Simanjorang menyebut hal tersebut dikarenakan fundamental ekonomi RI masih cukup kuat. Ini ditandai oleh kondisi industri keuangan yang jauh berbeda dengan yang terjadi baik pada 1998 maupun krisis keuangan 2008.
"Kami melihat fundamental ekonomi masih kuat, kondisi perbankan kita masih kuat, berbeda dengan krisis tahun 1998 atau 2008 di mana industri keuangan kita sudah hancur," kata Sarman dikutip dari Antara, Senin (28/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketua Umum DPD Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (Hippi) DKI Jakarta ini juga menegaskan bahwa sebetulnya para pengusaha tak khawatir dengan dampak resesi. Melainkan, terhadap pandemi covid-19 yang dicemaskan akan berlangsung panjang.
Pasalnya, pandemi yang berkepanjangan ini berpotensi membuat kalangan pengusaha tak mampu bertahan. Sehingga, akan menimbulkan masalah sosial dan yang lebih parah, bisa memasuki depresi ekonomi.
Lebih lanjut, Sarman mengatakan bahwa resesi ekonomi di tengah pandemi virus corona tidak lagi bisa dielakkan. Karena, sejumlah negara maju bahkan telah lebih dahulu masuk ke dalam jurang resesi.
Dalam kondisi seperti ini, ia bilang pengusaha tidak punya banyak pilihan selain mengambil langkah bertahan seperti melakukan efisiensi biaya operasional hingga efisiensi sumber daya manusia (SDM).
"Efisiensi, kemudian mengurangi berbagai pengeluaran-pengeluaran yang mungkin tadinya ada dalam jangka menengah-panjang, akan direvisi. Tidak tertutup kemungkinan akan terjadi pengurangan karyawan," lanjutnya.
Ia menambahkan bahwa pengusaha mendorong agar pemerintah melalui Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dapat mempercepat ketersediaan vaksin, menambah kemampuan testing spesimen, hingga menambah kesediaan tempat tidur di rumah sakit dan ruang isolasi.