Shell PHK Ribuan Karyawan Dampak Covid-19

CNN Indonesia
Rabu, 30 Sep 2020 16:38 WIB
Shell melakukan PHK besar-besaran untuk memerangi kerugian akibat jatuhnya harga minyak di tengah pandemi corona.
Shell melakukan PHK besar-besaran untuk memerangi kerugian akibat jatuhnya harga minyak di tengah pandemi corona. (CNNIndonesia/Adhi Wicaksono).
Jakarta, CNN Indonesia --

Perusahaan energi Shell melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) besar-besaran untuk memerangi jatuhnya harga minyak yang dipicu oleh pandemi virus corona. Jatuhnya harga minyak juga disebut akan memicu lebih banyak penurunan nilai aset perusahaan pada kuartal ketiga.

Shell mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pihaknya akan memangkas antara 7.000 hingga 9.000 posisi pada akhir 2022. Sebanyak 1.500 staf diklaim sudah setuju untuk meninggalkan perusahaan secara sukarela pada tahun ini.

Pemangkasan ini berjumlah sekitar 10 persen dari total tenaga kerja global Shell yang terdiri dari 80 ribu staf di lebih dari 70 negara.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Perusahaan raksasa energi Inggris-Belanda ini membidik penghematan antara US$2 miliar hingga US$2,5 miliar atau setara Rp29,6 triliun-Rp37 triliun (kurs Rp14.800) di bawah rencana tersebut.

Selain untuk berhemat, pemangkasan juga bertujuan untuk merampingkan bisnis dalam menanggapi dampak dari krisis covid-19.

Penghematan tersebut sebagiannya akan berkontribusi pada efisiensi senilai US$3-US$4 miliar seperti diumumkan pada Maret lalu dan berlangsung hingga 2021 mendatang.

Shell telah mengindikasikan kemungkinan PHK pada Juli lalu setelah membukukan kerugian bersih kuartal kedua sebesar US$18,1 miliar akibat tertekannya harga minyak dunia di tengah pandemi covid-19.

Lebih lanjut, Shell memperingatkan bahwa pihaknya akan lebih menderita akibat penurunan nilai pasca-pajak sebesar US$1 hingga US$1,5 miliar pada laporan pendapatan kuartal III yang akan diterbitkan pada akhir Oktober.

"Ini adalah proses yang sangat sulit. Sangat menyakitkan mengetahui bahwa Anda akhirnya akan mengucapkan selamat tinggal kepada beberapa orang baik," kata Kepala Eksekutif Ben van Beurden dalam sebuah wawancara seperti dikutip dari AFP pada Rabu, (30/9).

"Namun, kami melakukan ini karena kami harus dan karena itu adalah hal yang benar untuk dilakukan untuk masa depan perusahaan. Kami harus menjadi organisasi yang lebih sederhana, lebih ramping, lebih kompetitif yang lebih gesit dan mampu menanggapi pelanggan," imbuh Beurden.

Sedangkan, rival utama Shell di Inggris, BP, memecat sekitar 10 ribu pekerjaan atau 15 persen dari total tenaga kerjanya sebagai tanggapan terhadap gejolak virus.

[Gambas:Video CNN]



(wel/bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER