Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengatakan proyek lapangan gas unitisasi Jambaran-Tiung Biru (JTB) baru bisa berproduksi (onstream) pada kuartal I 2022 mendatang. Target itu mundur dari rencana semula, yakni kuartal III 2021.
"Mengenai JTB, target pertama onstream pada kuartal III 2021, tapi perkembangan di lapangan bahwa hitung-hitungan kami (baru onstream) kuartal I 2022," kata Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto dalam rapat bersama Komisi VII DPR, Rabu (30/9).
Diketahui, proyek JTB dikelola oleh anak usaha PT Pertamina (Persero), PT Pertamina EP Cepu. Proyek ini nantinya memiliki kapasitas gas 192 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) dan cadangan 2,5 triliun kaki kubik (TCF).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada 2017 lalu, SKK Migas memproyeksi lapangan gas ini bisa meningkatkan penerimaan negara hingga US$3,61 miliar dalam 14 tahun setelah onstream. Pertamina menguasai 90 persen hak partisipasi (Participating Interest/PI) dan 10 persen dimiliki pemerintah daerah.
Selain proyek JTB, Dwi menyatakan proyek kilang gas alam cair (Liquefied Natural Gas/LNG) Tangguh Train 3 milik British Petroleum (BP) Berau Ltd juga mundur dari rencana awal. Ia mengatakan proyek tersebut kemungkinan baru bisa berproduksi pada kuartal IV 2021 mendatang.
Semula Kilang Tangguh Train 3 ditargetkan berproduksi pada kuartal III tahun ini, lalu mundur menjadi kuartal III 2021, dan mundur lagi menjadi akhir tahun depan.
Dwi menjelaskan kendala pembangunan Kilang Tangguh Train 3 berada terjadi wilayah onshore. Salah satu kendalanya ada berkurangnya jumlah pekerja di lapangan.
"People on board (POB) sebelum covid-19 ada 13 ribu di lapangan, tapi dengan ada covid-19 setelah April itu hanya 6.300 orang," kata Dwi.
Untuk itu, SKK Migas kini sedang melakukan evaluasi jumlah pekerja proyek Kilang Tangguh Train 3. Dwi bilang jumlah pekerja di saat ini sudah menjadi 7.700 orang.