Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diramalkan masih berada di zona merah pada Kamis (1/10). Pasar menanti data inflasi Indonesia periode September 2020.
Analis Artha Sekuritas Dennies Christoper menyatakan pasar saham juga masih dibayangi peningkatan kasus penularan virus corona di dalam negeri. Ketidakpastian pun masih tinggi sehingga pasar enggan melakukan transaksi beli.
IHSG diprediksi melemah, secara teknikal masih bergerak pada tren pelemahan jangka menengah cukup kuat," ungkap Dennies dalam risetnya, dikutip Kamis (10/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari eksternal, IHSG akan dipengaruhi oleh data pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS). Data itu juga akan menggerakkan bursa saham Wall Street.
Hari ini, indeks diproyeksi belum bisa tembus ke level 5.000. Dennies memprediksi IHSG masih berada dalam rentang support 4.809-4.840 dan resistance 4.902-4.933.
Senada, Direktur Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya menilai IHSG akan bergerak terbatas hari ini. Ia memprediksi indeks berada dalam rentang support 4.801 dan resistance 5.002.
"Hari ini IHSG berpotensi bergerak dalam rentang terbatas," kata William.
Ia menyatakan nilai tukar rupiah yang berfluktuasi akan mempengaruhi pergerakan IHSG. Diketahui, rupiah beberapa waktu terakhir bergerak di rentang Rp14.700-Rp14.8900 per dolar AS.
Informasi saja, IHSG kembali ditutup di teritori negatif pada perdagangan Rabu (30/9). Indeks melemah 0,18 persen ke level 4.870.
Pelaku pasar asing tercatat jual bersih atau net sell di pasar reguler sebesar Rp625,62 miliar. Sementara, di seluruh pasar juga net sell sebesar Rp481,1 miliar.
Lihat juga:Daftar BUMN yang Untung dan Buntung |