Daftar BUMN yang Untung dan Buntung

CNN Indonesia
Rabu, 30 Sep 2020 18:18 WIB
Menteri BUMN Erick Thohir berencana membubarkan BUMN yang dianggap memberatkan keuangan negara. Berikut sebagian kinerja BUMN yang rugi dan untung.
Menteri BUMN Erick Thohir berencana membubarkan BUMN yang dianggap memberatkan keuangan negara. Berikut sebagian kinerja BUMN yang rugi dan untung. (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar).
Jakarta, CNN Indonesia --

Menteri BUMN Erick Thohir kembali menggaungkan rencana pembubaran sebagian perusahaan pelat merah yang dianggap memberatkan keuangan negara.

Gagasan yang telah muncul sejak kepemimpinan Menteri BUMN sebelumnya yaitu Rini Soemarno ini kembali menarik perhatian publik.

Lantas, BUMN apa saja yang terus merugi dan yang mampu mencetak laba? Berikut daftarnya:

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

BUMN Merugi

PT Pertani (Persero)

Perusahaan yang bergerak di bidang pertanian ini mencatatkan kerugian bersih fantastis sebesar Rp83,07 miliar pada 2018. Melansir dari situs web resmi pertani.co.id, perusahaan terakhir mempublikasikan laporan keuangan pada 2018 silam.

Kerugian perusahaan diakibatkan karena beban bunga, masalah efisiensi, dan perubahan kebijakan pemerintah dalam hal pengadaan benih.

Pada 2018, beban pokok pendapatan dilaporkan sebesar Rp1,66 triliun, belum lagi beban penjualan, administrasi, dan beban lainnya. Maka tak heran jika Menteri Keuangan Sri Mulyani sebelumnya menyinggung Pertani sebagai salah satu BUMN yang menjadi perhatiannya karena kerap merugi.

PT Dirgantara Indonesia (Persero)

Perusahaan yang didirikan oleh eks Presiden BJ Habibie ini memang sudah lama seret. Perseroan yang memproduksi pesawat ini mencatatkan rugi sebesar US$38,5 juta pada 2018.

Sejak didirikan pada 1976, perusahaan tercatat telah menerima setidaknya 3 kali suntikan PMN. Pada 2011 perusahaan menerima Rp1,18 triliun dan berlanjut pada 2012 sebesar Rp1,4 triliun.

Karena banyaknya pembatalan kontak dan minimnya orderan pesawat, mau tak mau pemerintah kembali menyuntikkan dana sebesar Rp400 miliar pada 2015.

Kendati demikian, perusahaan berhasil mencetak laba bersih sebesar US$10,6 juta pada 2019 lalu. Perolehan itu didukung oleh peningkatan nilai kontrak sebesar US$ 130,8 juta atau 104,74 persen terhadap perolehan kontrak tahun sebelumnya, US$124,9 Juta. 

Pun belum jelas nasib dan keberlangsungan perusahaan ke depannya, Erick sempat menyebut Dirgantara sebagai salah satu BUMN yang 'sakit parah'.

BUMN Untung

PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk

Perusahaan teknologi ini menjadi salah satu BUMN yang rajin menyetorkan uang ke kas negara. Pada 2019, emiten berkode saham TLKM mencatatkan kenaikan laba bersih 3,5 persen dari tahun sebelumnya menjadi Rp18,66 triliun.

Pendapatan konsolidasi perusahaan dinyatakan sebesar Rp135,57 triliun. Sebagian besar porsi dari prestasi gemilang ini disumbang oleh anak usahanya Telkomsel yang memegang usaha penjualan pulsa.

Sementara, pada kuartal I 2020, meski pendapatan menyusut, namun perusahaan masih membukukan pendapatan sebesar Rp39,19 triliun. Sedangkan, laba untuk periode sama dilaporkan sebesar Rp5,82 triliun.

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk

Perusahaan perbankan yang satu ini sering mendapat pujian karena kerap mencetak talenta atau induk dari 'talent pool' sektor perbankan BUMN. Terakhir, Royke Tumilaar yang sebelumnya memimpin Mandiri, dipindah oleh Erick untuk menakhodai BUMN lainnya, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.

Meski turun tajam lebih dari 23 persen dari periode sama tahun sebelumnya, namun sepanjang semester I 2020 Bank Mandiri masih mencatatkan laba bersih konsolidasi sebesar Rp10,29 triliun.

Sementara, pada periode yang sama tahun sebelumnya, laba perusahaan tercatat sebesar Rp13,53 triliun.

Mandiri juga rajin menyetorkan dividen kepada pemerintah, pada awal tahun disebutkan bahwa perusahaan menyetorkan dividen kepada pemerintah sebesar Rp9,89 triliun atas kepemilikan 60 persen saham.

PT Bukit Asam Tbk

Anak perusahaan dari PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) ini bergerak di sektor pertambangan batu bara sejak 1950.

Perusahaan pada 2019 membagikan dividen tunai sebesar Rp3,65 triliun atau 90 persen dari laba bersih yaitu Rp4,06 triliun. Sementara, pendapatan yang dikantongi PTBA pada tahun lalu yakni sebesar Rp21,79 triliun.

Tak hanya pada 2019, pada tahun-tahun sebelumnya PTBA juga loyal menyetorkan dividen. Pada 2018 perusahaan menyetorkan 75 persen dari total laba bersih perusahaan yaitu Rp5,02 triliun.

PT PAL Indonesia (Persero)

BUMN galangan kapal yang berpusat di Surabaya ini dinilai kian dekat dengan kondisi merugi. Tengok saja laporan keuangannya yang sejak 2012 sudah mencatatkan rugi sebesar Rp125 miliar.

Padahal, pada tahun sebelumnya telah menerima suntikan penyertaan modal negara (PMN) sebesar Rp313 miliar. Kerugian berlanjut pada 2013 sebesar Rp382 miliar.

Absen setahun, kerugian kembali berlanjut pada 2015, kala itu perusahaan melaporkan rugi sebesar Rp187 miliar. Pada 2016, lagi-lagi perusahaan merugi yaitu senilai Rp395 miliar dan diikuti oleh 2018 dengan kerugian senilai Rp304 miliar.

Namun pada 2019, perusahaan ini mengalami keuntungan. Berdasarkan laporan tahunan 2019, PT PAL berhasil mencapai target pendapatan sebesar Rp 1,63 triliun.

Sedangkan laba usaha mencapai Rp 95,28 miliar atau terjadi peningkatan sebesar 131,32 persen dibandingkan tahun 2018. Sementara aset pada 2019 juga meningkat menjadi Rp6,5 triliun. Di sisi lain,  PT PAL akan menerima PMN sebesar Rp1,28 triliun untuk tahun ini.

[Gambas:Video CNN]



(wel/age)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER