Harga emas internasional terlihat bergerak di zona positif pada Jumat (2/10) sore. Berita Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang terinfeksi virus corona memberikan sentimen positif untuk harga emas.
Tercatat, harga emas di perdagangan spot menguat 0,29 persen ke level US$1.911,47 per troy ons pagi ini. Sementara, harga emas Commodity Exchange COMEX bergerak stagnan dari sebelumnya yang sempat terkoreksi.
Analis Asia Valbury Futures Lukman Leong mengatakan berita Trump yang tertular virus corona akan menjadi sentimen positif untuk jangka pendek saja. Pasalnya, pasar masih menanti keputusan insentif fiskal terbaru untuk penanganan corona di AS.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Iya (ada pengaruh dari berita Trump yang terkena virus corona). Namun pasar tidak terlalu yakin apakah ini berita buruk atau justru sebaliknya, sehingga kenaikan emas masih terbatas," ungkap Lukman kepada CNNIndonesia.com.
Selain itu, Lukman menyebut pasar juga menanti data ketenagakerjaan AS (Non-Farm Payroll/NFP) nanti malam. Data ekonomi itu akan mempengaruhi pergerakan emas ke depannya.
"Namun secara teknikal emas berpotensi melanjutkan penguatannya," imbuh Lukman.
Senada, Analis sekaligus Kepala Riset Monex Investindo Ariston Tjendra mengatakan emas mendapatkan angin segar dari berita Trump yang tertular virus corona. Informasi itu membuat dolar AS melemah, sehingga emas bergerak positif.
"Sementara emas terbantu menguat dengan pelemahan dolar AS," kata Ariston.
Sementara, pasar juga menunggu kesepakatan stimulus corona di AS antara DPR dengan pemerintah. Jika kesepakatan mampu tercapai, maka dampaknya semakin bagus untuk harga emas.
"Harga emas mungkin bisa stabil menguat ke area US$1.950," pungkas Ariston.