Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization/WTO) memprediksi penurunan perdagangan internasional akibat pandemi covid-19 tak akan separah yang diperkirakan. Namun, untuk dapat kembali (rebound) ke kondisi sebelum pandemi dibutuhkan waktu yang lama.
WTO juga merevisi perkiraan "skenario optimis" perdagangan dunia dari sebelumnya mengalami kontraksi 12,9 persen menjadi hanya minus 9,2 persen pada 2020.
Kendati demikian, pertumbuhan di tahun depan diproyeksikan hanya akan mencapai 7,2 persen atau lebih rendah dari perkiraan WTO April lalu yakni 21,3 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Perdagangan dunia menunjukkan tanda-tanda bangkit kembali dari kemerosotan mendalam yang disebabkan covid-19, tetapi ekonom kami memperingatkan bahwa setiap pemulihan dapat terganggu oleh efek pandemi yang sedang berlangsung," kata WTO dalam sebuah pernyataan seperti dikutip AFP, Selasa (6/10).
Lebih lanjut, WTO juga memperingatkan bahwa laju ekspansi perdagangan dapat melambat tajam setelah permintaan yang tertunda habis dan persediaan pasokan telah diisi ulang. Hasil yang lebih negatif juga bisa terjadi jika ada gelombang kedua virus corona hingga akhir tahun mendatang.
Di samping itu, WTO juga memperkirakan Produk domestik bruto (PDB) global akan turun 4,8 persen pada 2020 sebelum naik 4,9 persen pada 2021.
"Perkiraan berdasarkan konsensus saat ini menempatkan penurunan PDB tertimbang pasar dunia pada 2020 akan minus 4,8 persen dibandingkan dengan minus 2,5 persen di bawah skenario yang lebih optimis yang diuraikan dalam perkiraan WTO April," kata organisasi tersebut.
Sementara itu, Wakil Direktur Jenderal WTO Yi Xiaozhun mengatakan peningkatan covid-19 yang membutuhkan kebijakan penguncian wilayah (lockdown) baru di beberapa negara dapat mengurangi pertumbuhan PDB global sebesar dua hingga tiga persen poin dan memangkas hingga empat persen poin pertumbuhan perdagangan pada 2021.
Pasalnya, perdagangan dalam negeri memainkan peran penting dalam menanggapi krisis ekonomi akibat pandemi dan memungkinkan banyak pemerintah untuk mengamankan akses makanan dan persediaan medis penting untuk kebutuhan dalam negerinya.
Seperti diketahui, menurut penghitungan dari sumber resmi yang dikumpulkan oleh AFP, covid-19 telah menewaskan hampir 1,05 juta orang sementara setidaknya 35,5 juta kasus telah terdaftar sejak wabah muncul di China Desember lalu.
"Covid-19 di seluruh dunia telah turun dari puncaknya pada musim semi, tetapi tetap tinggi di banyak daerah," kata Yi kepada wartawan di markas besar WTO di Jenewa.
Xiaozhun mengatakan, kini hanya penyebaran cepat vaksin yang efektif yang dapat melawan virus dan meningkatkan kepercayaan serta meningkatkan pertumbuhan produksi sebesar satu hingga dua persen poin pada tahun 2021. Jika itu dilakukan, laju ekspansi perdagangan akan meningkat tiga poin persentase.
"Salah satu risiko terbesar bagi ekonomi global setelah pandemi adalah penurunan (dagang) ke proteksionisme," ucapnya.