Resesi Tak Cuma Pukul RI, 92 Persen Negara di Dunia Juga Kena

CNN Indonesia
Kamis, 01 Okt 2020 16:26 WIB
Kemenkeu menyebut resesi tidak hanya menghantam RI, tapi juga 92 persen negara-negara dunia. Bahkan, ekonomi banyak negara negatif lebih parah dari RI.
Kemenkeu menyebut resesi tidak hanya menghantam RI, tapi juga 92 persen negara-negara dunia. Bahkan, ekonomi banyak negara negatif lebih parah dari RI. Ilustrasi. (CNN Indonesia/ Adhi Wicaksono).
Jakarta, CNN Indonesia --

Kementerian Keuangan mengklaim resesi atau pertumbuhan ekonomi negatif dalam dua kuartal atau lebih secara berturut-turut tidak hanya menimpa Indonesia, tapi juga dialami 92 persen negara di dunia. Bahkan, pertumbuhan ekonomi negatif negara-negara lain jauh lebih dalam daripada di Tanah Air. 

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu Febrio Nathan Kacaribu mengatakan Indonesia memang tidak mampu menghindari dari resesi ekonomi pada kuartal III 2020. Proyeksinya, resesi terjadi karena pertumbuhan ekonomi akan berada di kisaran minus 1 persen sampai minus 2,9 persen. 

"Tahun ini sudah jelas resesi, tapi jangan terlalu gegabah menginterpretasikan Indonesia akan minus 1 persen resesi. Iya, resesi, tapi lihat dunia, 92 persen resesi. Bahkan, mayoritas dunia resesinya sampai 10 persen, 15 persen, India malah minus 24 persen," ujarnya saat sesi tanya jawab bersama awak media secara virtual, Kamis (1/10). 

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kemenkeu, sambung Febrio, bahkan memperkirakan dampak resesi bisa membuat ekonomi Indonesia negatif secara tahunan. Proyeksinya, ekonomi berada di kisaran 0,6 persen sampai minus 1,7 persen pada 2020. 

Ramalan ini muncul karena tekanan ekonomi di tengah pandemi virus corona atau covid-19 sangat besar. Sampai saat ini pun, dampaknya masih sangat terasa di masyarakat. 

Hal ini tercermin dari tingkat Indeks Harga Konsumen (IHK) yang mengalami penurunan alias deflasi sampai tiga bulan berturut-turut. Tercatat, pada Juli terjadi deflasi sebesar 0,1 persen, Agustus minus 0,05 persen, dan September 0,05 persen. 

"Inflasi inti belum negatif, tapi semakin kecil, ini menunjukkan permintaan belum pulih secepat yang dibayangkan. Sepanjang pertumbuhan ekonomi negatif, biasanya inflasi akan rendah, dalam konteks saat ini, 3 bulan berturut-turut deflasi kecil," jelasnya. 

Kendati daya beli belum pulih dan tak bisa menghindar dari resesi, namun Febrio meminta publik tidak takut dengan situasi ekonomi ke depan. Sebab, pemerintah berusaha terus menelurkan kebijakan yang mampu mengatasi dampak resesi di dalam negeri. 

"Resesi bukan sesuatu yang terlalu penting kapan resesinya. Kami memang bukan saat ini mengatakan masalah gampang, ini sangat berat dan semua dunia menghadapi masalah yang sama. Kami lakukan target dan hitung-hitungan dengan hati-hati dalam kapasitas fiskal yang kami buat," tandasnya. 

Sebagai informasi, beberapa negara sudah jatuh ke jurang resesi, seperti Singapura, Korea Selatan, India, Amerika Serikat, hingga Inggris. Sejauh ini, negara dengan ekonomi positif adalah China dan Vietnam. 

Indonesia diambang resesi karena pertumbuhan ekonomi sudah terkontraksi 5,32 persen pada kuartal II dan diperkirakan bakal negatif lagi di kuartal III, sehingga resmi masuk ke jurang resesi. 

[Gambas:Video CNN]



(uli/bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER