Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC-PEN) mengungkapkan realisasi penyerapan dana pemulihan ekonomi nasional (PEN) hingga akhir September 2020 tercatat sebesar Rp318,5 triliun atau 45,8 persen dari pagu Rp695,2 triliun. Sebagian besar penyerapan terjadi di sektor perlindungan sosial.
Menteri BUMN I sekaligus Ketua Satgas Pemulihan dan Transformasi Ekonomi Nasional Komite PCPEN Budi Gunadi Sadikin memaparkan pemerintah telah menyalurkan dana sebesar Rp268 triliun untuk empat sektor yang masuk dalam program pemulihan ekonomi nasional (PEN).
Rinciannya, realisasi untuk perlindungan sosial sebesar Rp157,03 triliun, UMKM sebesar Rp84,85 triliun, sektoral kementerian/lembaga (k/l) dan pemerintah daerah (pemda) Rp26,61 triliun, sedangkan pembiayaan korporasi masih nihil.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Budi bilang tren penyaluran dana penanganan pandemi virus corona terus meningkat setiap pekan. Hal ini terjadi sejak Juli hingga September 2020.
"Pada Juli 2020 akselerasi dana Rp117 triluiun dan kami berhasil menaikkan menjadi Rp268 triliun, ini sejak 2 bulan kami bekerja," ucap Budi dalam konferensi pers secara virtual, Rabu (7/10).
Berdasarkan hitungannya negara telah menggunakan dana khusus untuk sektor yang masuk program PEN sebesar Rp151 triliun sejak 20 Juli 2020 hingga akhir September. Tepatnya, sejak Komite PCPEN dibentuk.
Kendati begitu, Budi mengakui penyaluran dana PEN pada kuartal IV 2020 akan lebih menantang. Pasalnya, ekspektasi masyarakat tentu lebih besar terhadap negara di masa pandemi ini.
"Nah ada beberapa program yang memang sudah kami amati akan terus bisa menyalurkan dalam jumlah besar," kata Budi.
Beberapa program yang diklaim akan mencairkan dana dalam jumlah besar, seperti bantuan presiden (banpres) produktif untuk UMKM, bantuan langsung tunai (BLT) untuk pekerja bergaji di bawah Rp5 juta, dan penjaminan bagi perbankan yang menyalurkan kredit bagi UMKM.
Sebagai informasi, pemerintah mengalokasikan anggaran untuk penanganan pandemi virus corona sebesar Rp695,2 triliun. Dana itu dikucurkan melalui sejumlah program.
Rinciannya, untuk bansos sebesar Rp203,9 triliun, UMKM sebesar Rp123,46 triliun, insentif usaha Rp120,61 triliun, kementerian/lembaga atau pemerintah daerah Rp106,11 triliun, kesehatan Rp87,55 triliun, dan pembiayaan korporasi Rp53,55 triliun.
(aud/age)