Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) menyatakan tidak ada mal yang tutup meskipun gelombang demonstrasi terjadi di ibu kota dan sejumlah kota lainnya. Demonstrasi tersebut menentang pengesahan Undang-undang Omnibus Law Cipta Kerja.
"Tidak ada (pusat perbelanjaan tutup), tidak, kami sudah biasa," ujar Dewan Pembinaan APPBI Stefanus Ridwan kepada CNNIndonesia.com, Kamis (8/10).
Sementara itu, aksi demonstrasi di ibu kota berlangsung ricuh hingga mengakibatkan sejumlah fasilitas publik terbakar. Terpantau aksi membakar dua halte bus Trans Jakarta Bundaran HI dan Sarinah. Selain itu, massa juga membakar beberapa titik pos polisi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, Stefanus mengatakan hingga saat ini pihaknya belum menerima laporan pusat perbelanjaan yang terkena dampak kerusakan akibat demonstrasi tersebut.
"Saya kira tidak, kalau sepi memang, sudah sepi. Sampai saat ini kami belum dengar (kerusakan di pusat perbelanjaan)," katanya.
Namun, ia tetap berharap agar aksi demonstrasi tersebut berlangsung secara tertib dan damai. Dengan demikian, tidak menimbulkan kerusakan bagi fasilitas publik.
"Kalau kami minta ya aman saja jangan rusuh. Sampai sekarang tidak ada mal yang jadi korban," katanya.
Massa demonstrasi menyuarakan penolakan mereka pada pengesahan UU Ciptaker oleh DPR pada Kamis (8/10). Pekerja dan buruh menilai UU Ciptaker ini berpotensi mengurangi kesejahteraan dan memangkas hak-hak mereka seperti yang tertuang dalam aturan sebelumnya, UU Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
Sebetulnya, demo telah berlangsung sejak Selasa (6/10), tapi semakin memanas hari ini. Dampaknya, sejumlah ruas jalan di DKI Jakarta ditutup imbas demo. Beberapa jalan yang ditutup total yakni akses menuju Istana Kepresidenan, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat.
Massa juga tampak mengarah ke kawasan DPR, sehingga Jalan Gatot Subroto dari arah Semanggi menuju Slipi ditutup. Kemudian, Jalan Gatot Subroto dari arah ke Jalan Gerbang Pemuda juga masih ditutup.