Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.700 per dolar AS pada perdagangan pasar spot Jumat (9/10) sore. Mata uang Garuda menguat 10 poin atau 0,07 persen dari Rp14.710 pada Kamis (8/10).
Sementara, kurs referensi Bank Indonesia (BI), Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah di posisi Rp14.737 per dolar AS atau menguat dari Rp14.750 per dolar AS pada Kamis kemarin.
Di kawasan Asia, rupiah menguat bersama mayoritas mata uang lain yang dipimpin yuan China mencapai 1,18 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Won Korea Selatan menguat 0,51 persen, baht Thailand 0,44 persen, ringgit Malaysia 0,18 persen, dolar Singapura 0,17 persen, yen Jepang 0,14 persen, rupee India 0,14 persen, dan peso Filipina 0,07 persen.
Hanya dolar Hong Kong yang stagnan. Begitu juga, dengan mata uang utama negara maju, seluruhnya kompak menguat dari dolar AS.
Franc Swiss menguat 0,44 persen, euro Eropa 0,32 persen, dolar Australia 0,27 persen, rubel Rusia 0,26 persen, dolar Kanada 0,23 persen, dan poundsterling Inggris 0,03 persen.
Analis Asia Valbury Futures Lukman Leong mengatakan penguatan nilai tukar rupiah terjadi sejalan dengan pelemahan dolar AS. Pelemahan ini dipengaruhi kelanjutan negosiasi paket stimulus ekonomi tahap kedua di AS.
"Ini memberi dampak pelemahan dolar AS, maka terlihat penguatan di rupiah, begitu juga dengan mata uang lainnya," kata Lukman kepada CNNIndonesia.com.
Sementara dari dalam negeri, ia melihat belum ada sentimen baru yang berhasil membuat penguatan mata uang Garuda lebih tinggi dari mata uang Asia lain.
Pasar keuangan di dalam negeri masih menunggu kelanjutan dari penolakan Undang-Undang Omnibus Law Cipta Kerja (UU Ciptaker).