Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan kiriman vaksin virus corona dari perusahaan farmasi Inggris, AstraZeneca mulai dilakukan April 2021. Ini merupakan hasil kesepakatan pemerintah Indonesia dengan Inggris.
"Tadi saya dapatkan laporan dari Pak Erick (Menteri BUMN) untuk AstraZeneca ini kiriman pertama pada April 2021," ucap Jokowi dalam pembukaan rapat terbatas secara virtual, Senin (19/10).
Jokowi menyatakan Indonesia akan mendapatkan 100 juta dosis vaksin dari AstraZeneca setiap bulan. Atas dasar itu, ia meminta kedatangan vaksin dipersiapkan dengan matang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Perencanaan disiapkan betul," imbuh Jokowi.
Selain itu, Jokowi juga memerintahkan agar proses persiapan vaksin virus corona tidak dilakukan dengan tergesa-gesa. Ia meminta jajarannya untuk melakukan komunikasi publik yang baik dengan masyarakat soal detail persiapan vaksinasi, mulai dari isu halal dan haram, distribusi, hingga harganya.
"Kalau komunikasinya kurang baik bisa kejadian seperti UU Omnibus Law Cipta Kerja (Ciptaker)," kata Jokowi.
Kemudian, Jokowi mengingatkan jajaran menterinya untuk tak lupa mempersiapkan implementasi vaksinasi dengan matang. Menurutnya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Indonesia perlu ikut untuk memberikan pelatihan di lapangan.
"Perlu pelatihan-pelatihan, cara membawa vaksin, menempatkan vaksin. Harus ada perlakuan spesifik karena masing-masing vaksin beda. Dilibatkan WHO Indonesia agar mereka bisa memberikan pelatihan," jelas Jokowi.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan pemerintah akan membayar uang muka untuk pengadaan vaksin corona dari AstraZeneca sebesar US$250 juta atau setara Rp3,67 triliun pada akhir bulan ini.
Airlangga bilang uang muka tersebut setara dengan 50 persen dari total harga yang harus dibayar pemerintah untuk pengadaan 100 juta vaksin corona. Artinya, total yang harus dibayar pemerintah mencapai US$500 juta.