Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengungkapkan target pertumbuhan ekonomi sebesar 5 persen pada tahun depan dapat dicapai dengan dua kombinasi. Pertama, dari technical rebound.
Suahasil menjelaskan pertumbuhan ekonomi tahun ini diproyeksi minus. Pemerintah memproyeksi ekonomi Indonesia pada 2020 berada di kisaran minus 1,1 persen hingga 0,2 persen.
"Technical rebound karena tahun ini kemungkinan besar negatif, jadi ada technical rebound," ucap Suahasil dalam Webinar "Strategi Sektor Keuangan Non Bank dalam Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Melalui Teknologi", Selasa (27/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kedua, pemulihan aktivitas perekonomian pasca pandemi covid-19. Salah satu aktivitas itu berasal dari sektor keuangan domestik.
"Sektor keuangan menjadi yang paling penting di seluruh dunia, sektor ini memegang peranan sebagai intermediasi," tutur Suahasil.
Di sisi lain, Suahasil menyatakan ketidakpastian masih menyelimuti ekonomi global, termasuk Indonesia pada tahun depan. Pasalnya, Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan ekonomi global minus 4,4 persen tahun ini.
"Jadi artinya kontraksi di seluruh dunia itu tentu cukup dalam, kalau dibandingkan dengan tahun-tahun lalu ekonomi dunia positif 3 persen saja ada ketidakpastian, sekarang diprediksi minus maka ketidakpastian akan lebih dalam," papar Suahasil.
Suahasil mengaku pemerintah telah memprediksi ekonomi tertekan sejak penularan virus corona terjadi di Indonesia pada 2 Maret 2020 lalu. Untuk itu, pemerintah menggelontorkan banyak bantuan sosial (bansos) untuk membantu masyarakat yang terdampak pandemi.
"Kami sudah membayangkan ekonomi akan mengalami tekanan cukup tinggi, makanya pemerintah berikan perlindungan sosial. Kami sudah memikirkan siapa saja yang akan kami bantu," kata Suahasil.
Ia bilang ada dua kelompok masyarakat yang menjadi target pemerintah. Dua kelompok itu adalah rumah tangga dan dunia usaha.
"Dalam beberapa waktu terakhir kami telah memberikan misalnya program keluarga harapan (PKH), bantuan tunai," ujar Suahasil.
Sebagai informasi, ekonomi Indonesia pada kuartal II 2020 anjlok hingga minus 5,32 persen. Ini menjadi kontraksi ekonomi yang pertama sejak kuartal I 1999 silam yang saat itu minus 6,13 persen.
(aud/agt)