Penjualan mobil diprediksi meningkat pada tahun depan karena masih tingginya kekhawatiran masyarakat terpapar covid-19 apabila menggunakan angkutan umum massal.
Berdasarkan survei yang dilakukan Inventure terhadap 629 responden di seluruh Indonesia pada Agustus dan September 2020, sebanyak 82,9 persen orang setuju mobil pribadi adalah kendaraan yang paling aman di masa pandemi.
Sekitar 53,1 persen responden juga mengatakan dalam kurun waktu 6 bulan setelah vaksin corona diproduksi mereka akan membeli mobil untuk bepergian dan menjalankan aktivitas sehari-hari.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini merupakan sinyal positif bagi kalangan industri otomotif untuk bangkit di tahun depan, setelah tahun ini kinerja perusahaan otomotif berdarah-darah," ujar Managing Partner Inventure Indonesia Yuswohady dalam Press Conference Publikasi Pra-rilis Riset Consumer Megashift post Covid-19, Selasa (27/10),
Namun, lantaran berkurangnya pendapatan masyarakat selama pandemi, untuk sementara waktu masyarakat memilih mengurangi pengeluaran untuk membeli barang-barang yang mahal termasuk mobil.
Oleh karena itu mobil bekas akan menjadi solusi terbaik dan akan kian diminati di masa pandemi.
Sebanyak 55,6 persen responden mengatakan bahwa dalam kurun waktu 6 bulan setelah vaksin diproduksi, mereka lebih memilih membeli mobil bekas atau second hand.
"Kalau untuk beli mobil baru duitnya nggak ada. Jadi teman-teman yang bergerak dalam penjualan mobil bekas tahun 2021 diramalkan akan tumbuh penjualannya," tutur Yuswohady.
Seperti diketahui industri otomotif memang tengah mengalami kelesuan akibat pandemi covid-19.
Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) bahkan menilai berat untuk mencapai target penjualan mobil sebanyak 600 ribu unit pada tahun ini.
Selama Januari-September 2020 saja, penjualan (wholesales) baru mencapai 372 ribu unit. Itu berarti 228 ribu unit mobil baru harus terjual selama Oktober, November, dan Desember jika mau target terpenuhi.
Hal itu sangat sulit sebab berdasarkan hasil sejauh ini rata-rata penjualan cuma 41 ribu unit per bulan. Bahkan, bila tiga bulan tersisa mencapai rata-rata itu tetap tidak bisa menyentuh target.
Penjualan pada waktu tersisa mesti dirangsang agar melonjak dari rata-rata bulanan, namun Gaikindo menilai tidak semudah itu sebab ada berbagai faktor yang berpotensi menghambat.