Survei, Corona Buat Tabungan Masyarakat Terkuras

CNN Indonesia
Selasa, 27 Okt 2020 17:58 WIB
Survei yang dilakukan Inventures Indonesia menunjukkan krisis ekonomi akibat corona telah menggerus tabungan dan pendapatan masyarakat.
Survei menunjukkan krisis ekonomi akibat corona telah menekan pendapatan dan tabungan masyarakat. Ilustrasi. (CNN Indonesia/Safir Makki).
Jakarta, CNN Indonesia --

Inventures Indonesia menyatakan krisis ekonomi yang diakibatkan covid-19 berdampak pada kondisi keuangan keluarga dan pribadi. Managing Partner Inventure Yuswohady mengatakan kesimpulan tersebut diambil berdasarkan hasil survei yang dilakukan pihaknya terhadap 1.121 responden di seluruh Indonesia pada Agustus-September.

Hasilnya, menunjukkan 67,6 persen responden mengatakan pendapatan mereka berkurang selama pandemi sedangkan 35,3 persen lainnya mengatakan pengeluaran mereka justru meningkat.

Menariknya, jika di awal-awal pandemi lalu jumlah tabungan masyarakat cenderung meningkat sebagai dana cadangan menghadapi ketidakpastian akibat pandemi, maka kini mereka mengakui jumlah tabungan dan investasi mulai tergerus.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebanyak 48,6 persen responden menyatakan mengalami penurunan jumlah uang tabungan. Sementara itu 57,6 persen menyatakan mengalami penurunan alokasi dana untuk investasi.

"Hal ini mengindikasikan pengaruh krisis pandemi di akhir 2020 ini semakin dalam dan dirasakan masyarakat," ujarnya dalam Press Conference Publikasi Pra-rilis Riset Consumer Megashift Post Covid-19, Selasa (26/10).

Meskipun pendapatan masyarakat Indonesia mengalami penurunan, lanjut Yuswohady, menariknya rasa optimisme masyarakat terhadap pemulihan ekonomi mengalami peningkatan.

Dari 1.121 responden, sebesar 47,2 persen menyatakan optimis pandemi berakhir di akhir tahun 2020. Sedangkan sebesar 51,4 persen mengatakan bahwa kondisi keuangan mereka akan kembali normal pada akhir tahun 2021.

Di luar itu, riset yang dilakukan Inventure juga menunjukkan digital payment di masa pasca-pandemi akan terus mengalami peningkatan. Pasalnya, ketakutan masyarakat tertular virus semakin mendorong pembayaran secara cashless, cardless dan contactless menjadi prioritas konsumen saat bertransaksi.

"Dari 629 responden sebesar 63,5 persen mengatakan setuju sedangkan sebesar 36,5 persen mengatakan tidak setuju," tutur Yuswohady.

Dengan demikian secara umum dapat disimpulkan bahwa digital payment akan menjadi cara baru saat bertransaksi di era post covid-19.

"Di 2021, adopsi konsumen terhadap digital payment akan mengalami fase kritikal dimana cara transaksi baru ini bakal menjadi mainstream di area urban," tandasnya.

[Gambas:Video CNN]



(hrf/agt)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER