Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto berharap pertumbuhan ekonomi kuartal IV 2020 berada di kisaran minus 1,6 persen hingga 0,6. Artinya, ekonomi domestik diproyeksi kian membaik pada akhir tahun. Bahkan, keluar dari resesi ekonomi.
"Kami harap tren pada kuartal IV 2020 bisa positif, minus 1,6 persen hingga 0,6 persen. Semoga tren positif," kata Airlangga dalam konferensi pers secara virtual, Kamis (5/11).
Hingga kuartal III 2020, laju ekonomi Indonesia masih minus 3,49 persen secara tahunan. Meski terkontraksi, Airlangga mengklaim angkanya lebih baik dari posisi kuartal II 2020 yang mencapai minus 5,32 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat juga:Pengalaman RI Atasi Resesi Ekonomi |
Sementara, ekonomi Indonesia tumbuh positif jika dilihat secara kuartalan. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekonomi kuartal III 2020 tumbuh 5,05 persen jika dibandingkan dengan kuartal II 2020.
"Jadi Indonesia melompat pada kuartal III 2020," imbuh Airlangga.
Menurut dia, apa yang terjadi di Indonesia sejalan dengan pergerakan ekonomi di negara lain. Amerika Serikat (AS) misalnya, ekonomi negara itu tercatat minus 2,9 persen atau membaik dari kuartal II 2020 yang terkontraksi hingga 9 persen.
Lalu, ekonomi kawasan Eropa juga membaik pada kuartal III 2020, yakni minus 4,3 persen. Sebelumnya, ekonomi di kawasan Eropa anjlok hingga minus 15 persen pada kuartal II 2020.
Kemudian, ekonomi Prancis pada kuartal III 2020 tercatat minus 4,3 persen atau membaik dari kuartal II 2020 yang minus hingga 19 persen. Kemudian, ekonomi Korea Selatan pada kuartal III 2020 minus 1,3 persen, membaik dari posisi kuartal II 2020 yang minus 2,9 persen.
Hal yang sama terjadi di Hong Kong. Ekonomi negara itu minus 3,4 persen pada kuartal III 2020, sedangkan pada kuartal II 2020 terkontraksi hingga 9 persen.
Selanjutnya, ekonomi Singapura pada kuartal II 2020 sempat menembus minus 13,2 persen. Namun, kondisinya membaik pada kuartal III 2020 menjadi minus 7 persen.
Senada, ekonomi Meksiko anjlok hingga negatif 18,92 persen pada kuartal II 2020. Lalu, ekonomi negara itu mulai pulih meski masih minus sebesar 8,6 persen pada kuartal III 2020.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Perencanaan Pembangunan/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Suharso Monoarfa juga menyatakan ekonomi akan semakin membaik pada kuartal IV 2020. Menurutnya, ekonomi domestik menuju nol persen pada akhir tahun.
"Itu harapan kami karena kuartal II ke kuartal III 2020 tumbuhnya 5 persen dan indeks manufaktur sudah dekati angka 50 persen, ini tanda baik," tutur Suharso.
Ia menambahkan belanja pemerintah akan kembali tumbuh pada kuartal IV 2020. Dengan demikian, hal itu akan mendorong pertumbuhan ekonomi akhir tahun.
"Konsumsi pemerintah tumbuh setidaknya sama besarnya dengan kuartal III 2020, mudah-mudahan bisa menutup pertumbuhan ekonomi mendekati nol persen," jelas Suharso.
Sebagai informasi, belanja pemerintah tumbuh 9,76 persen pada kuartal III 2020 secara tahunan. Namun, konsumsi rumah tangga minus 4,04 persen, investasi minus 6,48 persen, ekspor minus 10,82 persen, impor minus 21,86 persen, dan konsumsi lembaga nonprofit rumah tangga (LPNRT) minus 2,12 persen.