Ketua Asosiasi Perusahaan Pemboran Minyak, Gas dan Panas Bumi Indonesia (APMI) Wargono Soenarko meminta pemerintah meninjau ulang target produksi minyak 1 juta barel per hari (bph) pada 2030.
Menurutnya target tersebut bukan mustahil tercapai melainkan berpotensi mubazir lantaran konsumsi masyarakat terhadap minyak diprediksi berkurang.
Jika tak ditinjau ulang dan direncanakan dengan baik, Wargono khawatir nantinya produksi minyak justru berlebih.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi kalau dipikirkan lagi apa betul kita harus butuh satu juta barel produksi minyak di tahun 2030," ujarnya dalam webinar yang digelar APMI, Kamis (12/11).
Terlebih, di saat bersamaan pemerintah juga mendorong masyarakat beralih ke energi terbarukan dan meninggalkan energi fosil melalui mandatori biodiesel hingga promosi besar-besaran terhadap kendaraan berbahan bakar listrik.
"Transportasi 44,95 persen energi fosil sekarang mungkin kalau menurut saya tahun 2025 mungkin tinggal 10 Persen atau 20 persen," tuturnya.
Saat ini, ia mencontohkan, harga mobil listrik juga dilego cukup murah di beberapa negara. Di Brunei, misalnya, harga motor sekitar Rp400 juta. Lalu, di China, sekitar Rp500 juta.
"Setelah 5 tahun ke depan akan kita lihat bahwa orang akan menjual mobil mobil yang sekarang ini sehingga harganya hampir setengahnya mungkin tidak ada harganya jadi perlu dipikirkan juga," imbuhnya.
Selain itu, target produksi 1 juta bph juga bisa merugikan perusahaan pengeboran apabila harga minyak jatuh saat mereka telah menggelontorkan investasi besar-besaran/
"Perkiraan saya, eksplorasi tidak usah dikerjakan kita habiskan saja banyak dengan cara-cara yang murah supaya masih bisa terjual. Jangan-jangan nanti kalau kita kemahalan, enggak bisa jual di akhir," tandasnya.
Lihat juga:Cara Tukar Tabung Gas 12 Kg ke Bright Gas |