Kementerian ESDM mencatat realisasi pembangunan jaringan gas (jargas) hingga akhir 2019 sepanjang 537.936 sambungan rumah (SR). Mayoritas jargas itu dibangun menggunakan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Dirjen Migas Kementerian ESDM Tutuka Ariadji mengatakan total jargas yang dibangun dengan dana APBN sebanyak 400.269 jargas. Sedang, jargas yang dibangun dengan dana non APBN sebanyak 137.667 SR.
"Total jargas 537.936 SR. Untuk 74,41 persen dari APBN, 24,72 persen dari PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, dan PT Pertamina (Persero) 0,87 persen," ucap Tutuka dalam rapat kerja bersama Komisi VII DPR, Senin (16/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut dia, ada penambahan pembangunan jargas selama 2019 sebanyak 74.496 SR. Dengan kata lain, total jargas pada 2018 lalu baru sebanyak 463.440 SR.
Selanjutnya, ESDM menargetkan pembangunan jargas sebanyak 127.864 SR tahun ini. Pembangunan jargas dilakukan di 23 kabupaten/kota di Sumatra dan Kalimantan.
"Durasi proyek sekitar 230 hari sampai 240 hari," imbuh Tutuka.
Dalam pengerjaan ini, pemerintah menyebut ada 11 ribu orang yang bekerja pada 3 bulan-4 bulan pertama. Sementara, pemerintah menargetkan pembangunan jargas tahun depan sebanyak 120.776 SR.
"Ini mencakup 21 kabupaten/kota, di Sumatra, Sulawesi, dan jawa," kata Tutuka.
Ia menambahkan durasi proyek untuk pembangunan jargas selama 2021 mencapai 240 hari. Sementara, jumlah penyerapan tenaga kerjanya diprediksi berjumlah 12 ribu orang pada 3 bulan-4 bulan pertama.