Menteri BUMN Erick Thohir meminta maaf kepada jajaran komisaris dan direksi perusahaan pelat merah yang terpaksa dicopot dari jabatan masing-masing. Pasalnya, utak-atik manajemen BUMN dilakukan dalam rangka mendukung transformasi ke depan.
"Ya mohon maaf dari sekarang, kalau diganti komisaris, direksi, jangan marah. Apalagi kalau direksi tidak sesuai dengan KPI-nya (Key Performance Indicator)," ujar Erick dalam acara Wajah Indonesia di Metro TV, Selasa (17/11) malam.
Erick mengklaim pemilihan direksi dan komisaris BUMN sejatinya sudah dilakukan berdasarkan ketentuan. Pada direksi, Kementerian BUMN murni menunjuk dan menghentikan direksi berdasarkan indeks kinerja mereka.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara untuk jajaran komisaris, penilaian dilakukan melalui tiga hal. Pertama, penilaian direksi terhadap keterlibatan komisaris. Kedua, penilaian komisaris sendiri. Ketiga, penilaian dari Kementerian BUMN.
"Maka sangat berbeda penilaian direksi kepada komisaris. Tapi semuanya kami jaga penuh karena tidak mau beri hasil yang tidak bermanfaat bagi masyarakat Indonesia," ucapnya.
Di sisi lain, Erick mengatakan penentuan direksi dan komisaris sejatinya sudah sesuai juga dengan porsi yang berlaku, yaitu 30 persen perwakilan masyarakat, 30 persen dari pemerintah, dan 30 persen profesional.
Lebih lanjut, mantan ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf itu menyatakan bakal membuka 'ruang kelas' untuk meningkatkan kapasitas dari masing-masing direksi dan komisaris BUMN. Rencananya, program ini akan dibuka pada tahun depan.
"Tahun depan jadi prioritas, kita akan buat class room, class room, kalau tahun ini kan lebih ke BUMN-nya meski kita ada core value-nya, AKHLAK," jelasnya.
Sementara dari sisi transformasi BUMN, ia mengatakan hal ini dilakukan agar para perusahaan negara memiliki peran lebih dalam rantai pasok (supply chain) pemenuhan kebutuhan nasional. Tujuannya, agar tidak semua hal ditutup oleh impor, namun bisa dipenuhi oleh para BUMN.
"Kita harus mendukung Indonesia perbaikan supply chain, jadi jangan impor daging terus, jangan impor garam terus, jangan impor gula terus, kita lihat supply chain-nya. Tapi juga lihat back to basic, perbaikan job desk dan kultur," terangnya.
Sebelumnya, utak-atik Erick terhadap jajaran direksi dan komisaris sempat memunculkan dugaan hanya demi mengakomodir para kolega presiden dan menteri saja. Hal ini tak lepas dari masuknya satu per satu relawan Jokowi dalam jajaran direksi dan komisaris.
Teranyar, Erick memberikan jabatan Komisaris Independen PT Yodya Karya (Persero) kepada Zuhairi Misrawi. Zuhairi sendiri merupakan Politikus PDI Perjuangan.
Ia juga menjadi anggota Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. Sebelumnya, ia juga menjadi anggota tim sukses Jokowi-Jusuf Kalla (JK) pada Pilpres 2014.