Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.070 per dolar AS di perdagangan pasar spot pada Rabu (18/11) sore. Mata uang Garuda melemah 15 poin atau 0,11 persen dari Rp14.055 persen pada Selasa (17/11).
Sementara, kurs referensi Bank Indonesia (BI), Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah di posisi Rp14.118 per dolar AS atau melemah dari Rp14.073 per dolar AS pada akhir pekan lalu.
Di kawasan Asia, rupiah hanya melemah bersama baht Thailand 0,4 persen. Sedangkan, dolar Hong Kong stagnan dan mata uang lainnya berada di zona hijau.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ringgit Malaysia menguat 0,38 persen, rupee India 0,33 persen, won Korea Selatan 0,24 persen, yen Jepang 0,2 persen, dolar Singapura 0,15 persen, yuan China 0,14 persen, dan peso Filipina 0,03 persen.
Mata uang utama negara maju kompak menguat dari dolar AS. Rubel Rusia menguat 0,7 persen, dolar Australia 0,27 persen, poundsterling Inggris 0,26 persen, dolar Kanada 0,22 persen, euro Eropa 0,18 persen, dan franc Swiss 0,08 persen.
Analis Asia Valbury Futures Lukman Leong melihat pelemahan rupiah pada hari ini terjadi karena level penguatan sudah mencapai batas maksimal. Mata uang Garuda, menurutnya, sudah menguat cukup tinggi dalam beberapa hari terakhir.
"Jadi ketika belum ada sentimen baru dan batas penguatannya sudah terlalu tinggi, dia akan tertahan. Tapi level rupiah sekarang ini sudah cukup baik memang," terang Lukman kepada CNNIndonesia.com.
Sementara, ia menilai penguatan mata uang lain didorong oleh aksi ambil untung investor di pasar keuangan. Hal ini terjadi karena sentimen cukup stabil usai euforia vaksin Pfizer dan Pemilu AS beberapa waktu lalu.