Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.110 per dolar AS pada perdagangan pasar spot Senin (16/11) sore. Mata uang Garuda menguat 0,42 persen dari sebelumnya yang berada di level Rp14.170 per dolar AS.
Sementara kurs referensi Bank Indonesia (BI), Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah di posisi Rp14.139 per dolar AS atau menguat dari Rp14.139 per dolar AS dari kemarin.
Rupiah menguat bersama mata uang Asia lainnya. Tercatat, rupee India menguat 0,06 persen, won Korea Selatan menguat 0,66 persen, peso Filipina menguat 0,01 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemudian, ringgit Malaysia menguat 0,19 persen, yuan China menguat 0,52 persen, dan dolar Singapura menguat 0,26 persen.
Begitu juga dengan mata uang utama negara maju. Poundsterling Inggris menguat 0,17 persen, euro Eropa menguat 0,24 persen, rubel Rusia menguat 0,76 persen, serta franc Swiss menguat 0,3 persen.
Analis sekaligus Kepala Riset Monex Investindo Ariston Tjendra mengatakan rupiah mendapatkan dua sentimen positif hari ini. Pertama, penandatanganan perjanjian Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) yang diteken Minggu (15/11).
"Indonesia masuk dalam RCEP, ini membuka kemudahan dagang dengan 15 negara Asia Pasifik," ucap Ariston kepada CNNIndonesia.com.
Lihat juga:Mengenal RCEP dan Untungnya Buat Indonesia |
Kedua, sentimen positif lainnya datang dari neraca dagang. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca dagang Indonesia kembali surplus pada Oktober 2020.
"Ada dua sentimen positif untuk rupiah, pertama RCEP dan kedua soal surplus neraca perdagangan Indonesia," imbuh Ariston.
Tercatat, neraca dagang Indonesia surplus US$3,61 miliar secara bulanan pada Oktober 2020. Realisasi tersebut jauh lebih tinggi dari surplus US$2,44 miliar pada September 2020 dan surplus US$161 juta pada Oktober 2019.
Secara total, neraca perdagangan surplus US$17,07 miliar pada Januari-Oktober 2020. Realisasi ini lebih baik dari defisit US$2,12 miliar pada Januari-Oktober 2019.