Softbank Jual Aset Rp1.120 T Buat Hadapi Efek Lanjutan Corona

CNN Indonesia
Kamis, 19 Nov 2020 08:40 WIB
Softbank Group menjual aset perusahaan senilai US$80 miliar atau sekitar Rp1.120 triliun untuk menyediakan uang tunai dalam menghadapi efek lanjutan pandemi.
Softbank Group menjual aset perusahaan senilai US$80 miliar atau sekitar Rp1.120 triliun untuk menyediakan uang tunai dalam menghadapi efek lanjutan pandemi. Ilustrasi. (AFP/KAZUHIRO NOGI).
Jakarta, CNN Indonesia --

Softbank Group menjual aset perusahaan senilai US$80 miliar atau sekitar Rp1.120 triliun (asumsi kurs Rp14 ribu per dolar AS) guna mengantisipasi dampak lanjutan dari pandemi virus corona.

Sebagian dari hasil penjualan aset dipakai perusahaan untuk membeli kembali saham perusahaan (buyback) sebagai langkah antisipasi.

Langkah yang diambil pada awal tahun ini disebut CEO Softbank Masayoshi Son untuk menopang laporan keuangan perusahaan sejak pandemi mengguncang ekonomi global dan menjatuhkan nilai perusahaan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penjualan tersebut dua kali lipat dari rencana awal Son yang hanya berniat menjual aset senilai US$41 miliar atau sekitar Rp560 triliun.

Selain untuk membeli saham, perusahaan asal Jepang ini memilih untuk memegang uang tunai (hard cash) untuk berjaga-jaga dari dampak pandemi yang diyakini Son masih mengancam ekonomi dunia.

Meski vaksin corona berefektivitas tinggi dikabarkan akan segera diluncurkan, konglomerat asal Negeri Bunga Sakura ini pesimistis ekonomi akan segera pulih.

Pasalnya, terus terjadi gelombang kedua bahkan ketiga dari pandemi di berbagai negara. "Dalam dua hingga tiga bulan mendatang, musibah apapun bisa datang," katanya seperti dikutip dari CNN, Rabu (18/11).

[Gambas:Video CNN]

Menurut Son, sebelum distribusi pengobatan virus corona atau vaksin tersedia, berbagai perusahaan dunia bisa jatuh kapan saja dan mengakibatkan efek domino di industri terkait.

Ia mencontohkan kalau pailitnya satu bank akan mengguncang seluruh industri perbankan dan membuat pasar modal menjadi panik.

"Saya tetap bersiap untuk skenario terburuk. Jadi ini alasan hari ini kami memegang hampir US$80 miliar uang tunai di tangan," terang Son.

(wel/sfr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER