Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan 52 persen dari proyeksi jumlah penduduk sebanyak 309 juta pada 2045 akan mencari pekerjaan. Artinya, terdapat 160 juta orang yang membutuhkan lapangan pekerjaan dalam 25 tahun mendatang.
"Proyeksi demografi 309 juta populasi, 52 persen usia produktif dan mereka jelas adalah angkatan kerja dan mereka butuh pekerjaan atau akan menciptakan pekerjaan," ungkap Sri Mulyani dalam Diskusi Virtual Serap Aspirasi Implementasi UU Cipta Kerja Bidang Perpajakan, Kamis (19/11).
Dengan proyeksi ini, Sri Mulyani menyatakan pemerintah harus melakukan beberapa upaya agar ratusan juta orang itu benar-benar menjadi penduduk yang produktif. Salah satunya dengan reformasi di sektor ketenagakerjaan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini pasti butuh infrastruktur yang baik, butuh regulasi yang tidak membebani, birokrasi yang tidak menambah beban," ujar Sri Mulyani.
Untuk itu, sambung Sri Mulyani, pemerintah menerbitkan Undang-Undang (UU) Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja. Dalam beleid itu, ia bilang ada berbagai insentif pajak yang dapat menarik investasi ke dalam negeri.
Dari investasi itu, maka ada peluang penambahan lapangan kerja di Indonesia. Alhasil, ada penyerapan tenaga kerja lebih banyak ke depannya.
"Maka itu UU Cipta Kerja ini menjadi terobosan paling penting," jelas dia.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut 6,9 juta orang mencari kerja setiap tahun. Jutaan orang tersebut butuh lapangan kerja atau kemudahan untuk menjadi wiraswasta.
Airlangga menjelaskan mayoritas yang butuh pekerjaan itu adalah mereka yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK). Jumlahnya sebanyak 3,5 juta orang.
Lalu, sekitar 3 juta orang lainnya yang membutuhkan pekerjaan adalah mereka yang baru lulus dari sekolah menengah kejuruan (SMK), sekolah menengah atas (SMA), atau perguruan tinggi.
Catatan Redaksi: Judul artikel ini telah diubah pada Kamis (22/10) dari sebelumnya berjudul "Sri Mulyani Ramal Pencari Kerja Tembus 160 Juta Orang di 2024" karena kesalahan data.
(aud/agt)