Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan lebih dari 8 juta masyarakat di desa mendapat bantuan langsung tunai (BLT) dari pemerintah. Mayoritas penerima adalah petani dan nelayan.
Ani, sapaan karibnya, menjelaskan sebanyak 7,3 juta petani, buruh tani, nelayan, dan buruh nelayan menerima BLT di masa pandemi covid-19. Jumlah itu setara dengan 92 persen dari penerima BLT di tingkat pedesaan.
"Lebih dari 8 juta masyarakat desa mendapatkan bantuan (BLT) dan 7,3 juta petani dan buruh tani, serta nelayan dan buruh nelayan penerima BLT," ujarnya dalam Jakarta Food Security Summit-5, Rabu (18/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan bantuan ini, Ani berharap sektor pertanian, perikanan, dan peternakan tetap terjaga. Hal ini agar ekonomi domestik segera pulih setelah dihantam covid-19.
"Pemulihan ekonomi nasional masih akan tetap dipengaruhi dan bergantung juga dengan penanganan covid-19," terang dia.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan penyaluran BLT dana desa baru Rp15,1 triliun per 20 September 2020. Angka itu masih di bawah 50 persen dari total BLT dana desa sebesar Rp31,8 triliun.
Dana itu disalurkan kepada 7.970.652 kepala keluarga atau 72,45 persen dari total target 11 juta kepala keluarga di 74.146 desa yang jadi sasaran.
Sementara, komposisi kelompok penerima manfaat BLT dana desa terdiri dari petani dan buruh tani sebesar 88 persen, nelayan dan buruh nelayan 4 persen, buruh pabrik sebesar 2 persen, guru 1 persen dan pedagang serta UMKM sebesar 5 persen.
Sebagai informasi, pemerintah mengalokasikan dana program pemulihan ekonomi nasional (PEN) 2020 sebesar Rp695,2 triliun. Dana itu digelontorkan untuk sejumlah sektor.
Rinciannya, sektor kesehatan sebesar Rp97,26 triliun, perlindungan sosial sebesar Rp234,33 triliun, sektoral kementerian/lembaga (k/l) dan pemerintah daerah (pemda) sebesar Rp65,97 triliun, insentif usaha sebesar Rp120,6 triliun, UMKM sebesar Rp114,81 triliun, dan pembiayaan korporasi sebesar Rp62,22 triliun.