Bank Indonesia (BI) mencatat Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal III 2020 surplus sebesar US$2,1 miliar. Realisasi ini jauh lebih rendah dari kuartal II 2020 dengan surplus mencapai US$9,2 miliar.
Kepala Departemen Komunikasi BI Onny Widjanarko mengatakan surplus neraca pembayaran ditopang oleh surplus transaksi berjalan maupun transaksi modal dan finansial.
Dengan begitu, posisi cadangan devisa pada kuartal III 2020 naik menjadi US$135,2 miliar. Posisi cadangan devisa itu setara dengan pembiayaan 7,6 bulan impor atau 9,1 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"(Posisi cadangan devisa) berada di atas standar kecukupan internasional," ungkap Onny dalam keterangan resmi, dikutip Jumat (20/11).
Onny merinci surplus transaksi berjalan pada kuartal III 2020 sebesar US$1 miliar. Angka itu berbanding terbalik dengan realisasi kuartal sebelumnya yang tercatat defisit sebesar US$2,9 miliar.
"Surplus transaksi berjalan ditopang oleh surplus neraca barang seiring dengan perbaikan kinerja ekspor di tengah masih tertahannya kegiatan impor sejalan dengan permintaan domestik yang belum kuat," kata Onny.
Sementara, defisit neraca jasa pada kuartal III 2020 meningkat. Hal ini karena ada kenaikan defisit jasa perjalanan di tengah rendahnya kunjungan wisatawan.
Lalu, kenaikan defisit jasa juga terjadi di sektor jasa telekomunikasi, komputer, dan informasi seiring dengan peningkatan impor jasa untuk kebutuhan penunjang aktivitas masyarakat yang lebih banyak dilakukan secara daring di tengah covid-19.
"Sedangkan defisit neraca pendapatan primer meningkat, terutama didorong oleh pembayaran imbal hasil atas investasi langsung yang meningkat," jelas Onny.
Selanjutnya, transaksi modal dan finansial tercatat surplus sebesar US$1 miliar. Surplus ditopang oleh aliran investasi langsung yang masuk ke Indonesia.
"Aliran masuk investasi langsung tetap terjaga sejalan dengan ekonomi domestik yang membaik," imbuh Onny.
Ia menambahkan surplus pada transaksi modal dan finansial juga didorong oleh penarikan pinjaman pemerintah dalam rangka mendukung pembiayaan penanganan covid-19 dan program pemulihan ekonomi nasional (PEN).
"Ke depan BI senantiasa mencermati dinamika perekonomian global yang dapat memengaruhi prospek NPI dan terus memperkuat bauran kebijakan guna menjaga stabilitas perekonomian," tutup Onny.
(aud/sfr)