Efek Biden, Rupiah Diproyeksi Melemah pada 2021

CNN Indonesia
Senin, 23 Nov 2020 14:18 WIB
Pengamat meramal nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat berkisar di level Rp14.800 pada 2021 atau cenderung melemah dari 2020.
Pengamat meramal nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat berkisar di level Rp14.800 pada 2021 atau cenderung melemah dari 2020.(CNN Indonesia/ Safir Makki).
Jakarta, CNN Indonesia --

Institute for Development of Economics and Finance (Indef) meramal nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) berkisar di level Rp14.800 pada 2021 atau cenderung melemah dari 2020.

Direktur Eksekutif Indef Tauhid Ahmad menyebut proyeksi dibuat dengan memerhatikan faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi stabilitas rupiah, salah satunya efek Biden.

Dia menilai Joe Biden akan lebih serius dalam menangani perekonomian dengan berbagai kebijakan fiskal dan moneter yang akan dikeluarkan demi menguatkan ekonomi AS. Tak seperti Presiden petahana Donald Trump yang kerap memilih jalur pintas mencetak uang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jika begitu, otomatis dolar AS pun akan menguat membanting mata uang garuda.

"Ke depan Biden akan membawa ekonomi AS semakin membaik dan tentu dolar AS akan semakin menguat," katanya dalam diskusi daring Proyeksi Ekonomi Indonesia 2021: Jalan Terjal Pemulihan Ekonomi, Senin (23/11).

Lebih lanjut, dia menyebut bahwa pasar uang di Indonesia yang masih dangkal membuat investor lebih tertarik untuk memperdagangkan rupiah untuk jangka pendek, bukan untuk investasi jangka panjang.

Hal ini ditunjukkan oleh rata-rata transaksi valas harian yang masih lebih rendah jika dibandingkan dengan negara-negara Asia Tenggara lainnya. Walhasil, rupiah pun cenderung fluktuatif jika dibandingkan dengan beberapa mata uang negara lain.

Selain itu, pelemahan dipicu oleh tingkat Credit Default Swap (CDS) yang masih bergerak tinggi dan cenderung fluktuatif dibandingkan dengan pasar negara ASEAN lainnya.

Ketika tingkat CDS tinggi, besarnya dana yang dikeluarkan investor untuk melindungi portofolio pun masih tinggi. Sehingga, investor akan berhati-hati untuk masuk ke pasar Indonesia.

Di samping itu, Tauhid pun memaparkan faktor dari dalam negeri yang mempengaruhi nilai tukar rupiah yaitu lambatnya penyerapan anggaran Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

Pasalnya, lambatnya penyaluran menghambat pemulihan pertumbuhan ekonomi. Indef memproyeksikan pertumbuhan pada 2021 hanya akan berada di kisaran 3 persen.

"Secara domestik, PEN masih berjalan lambat, artinya daya dorong, investasi, kemudian untuk masuknya investasi di sektor keuangan itu juga masih berjalan lambat," tutupnya.

[Gambas:Video CNN]



(wel/age)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER