Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan realisasi belanja dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) hingga Oktober 2020 hanya Rp678,41 triliun. Angka itu baru setara 62 persen dari target yang ditetapkan sebesar Rp1.080 triliun.
"Secara persentase realisasi total belanja sampai Oktober 2020 sebesar 62,77 persen, lebih baik dibandingkan dengan Oktober 2019 yang sebesar 61,46 persen," ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers, Senin (23/11).
Meski lebih baik secara persentase, tetapi secara nominal belanja APBD per Oktober 2020 turun Rp84,9 triliun dari Rp763 triliun menjadi Rp678 triliun. Hal yang sama juga terjadi pada realisasi pendapatan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sri Mulyani memaparkan realisasi pendapatan daerah sekitar Rp840 triliun. Angka itu setara dengan 79 persen dari target yang sebesar Rpp1.059 triliun.
Realisasi ini turun dari perolehan Oktober 2019 lalu yang mencapai sekitar Rp900 triliun. Penurunan ini sejalan dengan berkurangnya kegiatan ekonomi masyarakat di masa pandemi.
"Realisasi pendapatan turun 14 persen karena penurunan pajak yang terkait dengan mobilitas dan konsumsi penduduk, seperti pajak hotel dan pajak restoran," terang Sri Mulyani.
Penurunan pendapatan APBD sejalan dengan merosotnya penerimaan negara dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Tercatat, penerimaan negara per Oktober 2020 hanya sebesar Rp1.276,9 triliun atau turun 15,4 persen.
Penerimaan negara ini terdiri dari penerimaan perpajakan yang sebesar Rp991 triliun, penerimaan negara bukan pajak (PNBP) sekitar Rp270 triliun, dan hibah Rp7,1 triliun.
Sementara, belanja negara naik signifikan di atas 10 persen menjadi Rp2.041 triliun per Oktober 2020. Angka itu setara dengan 74 persen terhadap target belanja APBN 2020 yang sebesar Rp2.739,2 triliun.