Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara mengatakan lambatnya transmisi penurunan suku bunga kredit di tengah penurunan suku bunga acuan BI disebabkan masalah struktural dalam industri perbankan.
Karena itu lah, meski BI telah menurunkan suku bunga acuan 225 bps pada periode Juli 2019 hingga November 2020, suku bunga kredit bank hanya turun 87 bps pada periode yang sama.
"Problem transmisi bunga yang lambat berkaitan dengan cost of fund, perebutan dana simpanan pada bank buku kecil, dan tingginya tingkat risiko debitur. Ini kalau dicari akarnya ada di tugas OJK untuk melakukan konsolidasi perbankan berjalan lambat," ujarnya saat dihubungi CNNIndonesia.com Selasa (24/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menambahkan lambatnya konsolidasi perbankan tersebut terlihat dari jumlah bank yang masih kisaran 115. Itu membuat bank-bank dengan modal yang lebih kecil berebut dana simpanan sehingga harus berikan special rate.
"Kalau bank persaingan tidak sehat, maka bunga kredit ujungnya lebih lambat turunnya. Jadi ya tugas OJK untuk dorong merger dan akuisisi perbankan itu," terangnya.
Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah Redjalam menuturkan penurunan suku bunga BI sulit diikuti secara progresif dan proporsional oleh perbankan di tengah ekonomi yang melambat.
Pasalnya penurunan suku bunga tak serta merta akan diikuti oleh pertumbuhan kredit karena masyarakat masih menahan konsumsinya. Kendati demikian, Piter menilai kondisi ini tidak hanya terjadi selama pandemi.
Pada 2016, misalnya, ketika BI pertama kali menurunkan bunga acuan secara signifikan dengan besaran 4,5 persen, suku bunga kredit di bank pada waktu itu tetap bertahan di atas 10 persen.
Bahkan pemerintah sampai memaksa bank BUMN menurunkan bunganya agar bank lain mengikuti.
"Tapi pada akhirnya tetap tidak turun. Di tengah pandemi, BI sudah turunkan suku bunga lebih agresif, tetapi suku bunga kredit tidak beranjak, memang ada penurunan tetapi sangat tersegmentasi. Tidak semua suku bunga kredit turun signfikan," tuturnya.