Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menegaskan tidak ingin Perusahaan Umum Pembangunan Perumahan Nasional (Perum Perumnas) bernasib sama seperti PT Asuransi Jiwasraya (Persero). Karenanya, ia minta agar bisnis di Perumnas diperbaiki.
"Tidak mau Perumnas menjadi Jiwasraya yang baru karena selalu nombok. Hanya andalkan utang," ujar Erick dalam rapat kerja bersama Komisi VI DPR, Senin (30/11).
Ia menyatakan pemerintah meminta Perumnas sebagai BUMN untuk membangun rumah murah. Namun, diakui akses jalan ke kawasan itu belum tersambung.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rumah murah dijual dengan harga Rp150 juta. Dana itu diklaim tidak mengembalikan modal yang akan dikeluarkan Perumnas jika perusahaan juga harus membangun akses jalan ke kawasan perumahan.
Beruntung, kata Erick, pihaknya sudah berdiskusi dengan Kementerian PUPR. Erick bilang Kementerian PUPR akan membangun akses jalan ke kawasan perumahan itu.
"Alhamdulillah rapat dengan Kementerian PUPR, mereka melihat di titik yang sama, kalau (akses jalan) di titik ini dibangun pemerintah, jadi jalan dibuka (rumah) kami (Perumnas) yang bangun," terang Erick.
Sebagai informasi, Perumnas mencatatkan kinerja buruk pada kuartal I 2020. Perusahaan merugi sebesar Rp91 miliar pada tiga bulan pertama tahun ini.
Kerugian itu terjadi karena pandemi virus corona membuat penjualan anjlok 60,57 persen dari Rp421 miliar di kuartal I 2019 menjadi hanya sebesar Rp166 miliar. Hal tersebut dipaparkan oleh manajemen Perumnas kepada Komisi VI pada Juli 2020 lalu.
Direktur Utama Perum Perumnas Budi Saddewa Soediro mengatakan perseroan sebenarnya telah melakukan berbagai upaya guna menahan penurunan kinerja keuangan. Namun, upaya tersebut belum mampu mengerek kinerja perusahaan akibat pandemi covid-19.
"Jadi, memang dampak covid-19 ini luar biasa kepada Perumnas, sehingga mengakibatkan kami dalam posisi kesulitan finansial," kata Budi.
Sementara, penerimaan kas perusahaan mulai menyusut sejak April 2020. Penerimaan kas turun 58,33 persen dari sebesar Rp95 miliar pada April 2019 menjadi hanya Rp60 miliar di April 2020.
Penyusutan arus kas masih berlanjut, yakni 59,80 persen dari Rp102 miliar pada Mei 2019 menjadi hanya Rp41 miliar pada Mei 2020. Total aset Perumnas ikut turun 18 persen dari Rp10,38 triliun menjadi Rp9,07 triliun.