Tingkat Literasi dan Inklusi Keuangan Meningkat

CNN Indonesia
Kamis, 03 Des 2020 12:51 WIB
Tingkat literasi keuangan dan inklusi keuangan pada 2019 kemarin mencapai 38,03 persen dan 76,19 persen atau naik dibandingkan 2016.
Inklusi dan literasi keuangan di Indonesia meningkat belakangan ini. Ilustrasi. (CNN Indonesia/ Adhi Wicaksono).
Jakarta, CNN Indonesia --

Ekonom Indef Eko Listyanto menilai terjadi peningkatan dari pemahaman keuangan di masyarakat, baik literasi maupun inklusi keuangan. Ini ditunjukkan oleh Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 2019.

Survei menunjukkan indeks literasi keuangan mencapai 38,03 persen dan indeks inklusi keuangan mencapai 76,19 persen.

Angka tersebut meningkat dibanding hasil survei OJK 2016. Pasalnya, kala itu indeks literasi keuangan hanya 29,7 persen dan indeks inklusi keuangan di level 67,8 persen.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Survei yang mencakup 12.773 responden di 34 provinsi ini menyatakan bahwa dalam 3 tahun terakhir, terdapat peningkatan pemahaman keuangan (literasi) masyarakat sebesar 8,33 persen, serta peningkatan akses terhadap produk dan layanan jasa keuangan atau inklusi keuangan sebesar 8,39 persen.

"Inklusi jasa keuangan secara umum selama 9 tahun OJK, ada perkembangan data yang menunjukkan baik literasi dan inklusi keuangan mengalami peningkatan," katanya pada webinar bertajuk Menakar 9 Tahun Peran OJK dalam Menjaga Inklusi Jasa Keuangan Indonesia pada Kamis (3/12).

Namun, ia bilang dibutuhkan upaya untuk mengoptimalkan potensi yang ada. Dibutuhkan akselerasi dari hulu ke hilir untuk dapat bersaing dengan negara-negara jiran.

[Gambas:Video CNN]

Meski terus berprogres, namun data menunjukkan tingkat literasi keuangan RI masih di bawah Thailand dan Malaysia dengan tingkat inklusi masing-masing sebesar 82 persen dan 85 persen.

Tak terpaut terlalu jauh, Eko yakin Indonesia dapat mengejar ketertinggalan dengan mengimplementasikan tiga aspek yaitu go digital, go rural, dan go sektoral.

Ketiganya, kata dia, merupakan tiga faktor yang dibutuhkan untuk memastikan tidak terjadi ketimpangan literasi keuangan masyarakat.

"Saya rasa dengan peran OJK, mandat sebagian besar ada di OJK, setidaknya bisa lihat dari survei terjadi peningkatan di indeks inklusi keuangan," ujarnya.

(wel/agt)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER