Industri Keramik Kian Berkilau, Utilisasi Naik ke 65 Persen

CNN Indonesia
Selasa, 08 Des 2020 09:44 WIB
Kemenperin mencatat utilisasi industri keramik mulai merangkak di tengah pandemi. Per November, angkanya sudah mencapai 65 persen.
Kemenperin mencatat utilisasi industri keramik mulai merangkak di tengah pandemi. Per November, angkanya sudah mencapai 65 persen. Ilustrasi. (LubosHouska/Pixabay).
Jakarta, CNN Indonesia --

Kementerian Industri (Kemenperin) mencatat utilisasi produksi nasional dari sektor industri keramik mulai melonjak hingga 65 persen pada November 2020.

"(Utilisasi) diharapkan akan terus meningkat sampai dengan akhir tahun 2020 sebesar 70 persen dari sebelumnya utilisasi hanya berkisar 45 persen hingga 50 persen karena pandemi covid-19," ujar Direktur Industri Semen, Keramik, dan Pengolahan Bahan Galian Non Logam Adie Rochmanto Pandiangan dalam keterangan resmi dikutip Selasa (8/12).

Adie mengungkapkan industri keramik mempunyai potensi dan peluang yang besar untuk dikembangkan di dalam negeri mengingat sumber daya alam yang dijadikan bahan baku tersedia di sejumlah daerah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Secara kapasitas dan kemampuan, industri keramik kita telah mampu memenuhi kebutuhan nasional. Namun demikian, kami juga mendorong pemanfaatan teknologi guna menciptakan produk yang inovatif dan kompetitif," ujarnya.

Pemerintah, sambung Adie, telah menjalan sejumlah kebijakan strategis untuk mendongkrak daya saing industri keramik nasional terhadap ancaman produk impor, antara lain adalah penerapan safe guard atau pengenaan Bea Masuk Tindakan Pengaman (BMTP) terhadap impor produk ubin keramik. Selain itu, pemberlakuan harga gas bumi untuk sektor industri sebesar USD6 per MMBTU.

"Upaya pemerintah yang telah dilakukan tersebut, sangat mendongkrak pemulihan kinerja industri keramik nasional dan dirasakan juga manfaatnya dengan adanya peningkatan permintaan pasar dalam negeri maupun ekspor," paparnya.

Asosiasi Aneka Keramik Indonesia (Asaki) menambahkan pemulihan industri keramik di Indonesia terlihat dari kinerja ekspor. Sepanjang Januari-September 2020, pengapalan produk keramik nasional mencapai US$49,8 juta atau meningkat 24 persen, dan secara volume menembus angka 12,8 juta m2 atau melonjak 29 persen.

"Kinerja ekspor selama sembilan bulan di tahun ini merupakan yang tertinggi sejak tahun 2016," kata Ketua Umum Asaki Edy Suyanto.

Peningkatan nilai ekspor tersebut, menurut Edy, karena meningkatnya daya saing industri keramik dengan harga gas baru dan mulai dibukanyalockdowndi negara-negara tujuan ekspor.

Adapun lima negara tujuan ekspor utama untuk produk keramik nasional, yaitu ke Filipina, Malaysia, Taiwan, Thailand dan Amerika Serikat (AS).

"Lonjakan ekspor terjadi dengan tujuan negara Amerika Serikat mencapai 130 persen, Filpina sekitar 60 persen dan Taiwan 40 persen," sebut Edy. Peningkatan ekspor di luar lima negara tujuan utama tersebut, juga terjadi di Australia dengan mencapai 50 persen.

"Permintaan ekspor ke AS meningkat tajam untuk produk-produk keramik segmen premium, di mana beberapa anggota Asaki telah mengadopsi teknologi terkini dan tercanggih saat ini untuk memproduksi keramikbig slab(ukuran jumbo) beserta produk-produk olahan lainnya yang memberikan nilai tambah," jelas Edy.

[Gambas:Video CNN]



(sfr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER