Pemerintah perlu menyiapkan anggaran setidaknya Rp30,69 triliun hingga Rp61,4 triliun apabila seluruh vaksin corona atau covid-19 diberikan gratis kepada masyarakat yang membutuhkan. Estimasi ini muncul dari kebutuhan total vaksin yang diperkirakan mencapai 246.575.051 dosis.
Wakil Menteri BUMN I sekaligus Ketua Satuan Tugas Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan pemerintah mengasumsikan total penduduk yang perlu vaksinasi mencapai 107.206.544 atau 67 persen dari total populasi yang mencapai 160 juta orang. Sebagai catatan, kebutuhan vaksin corona adalah dua dosis per orang.
Saat ini, pemerintah baru menyiapkan program bantuan vaksin gratis bagi kalangan prioritas seperti tenaga kesehatan, pelayan publik, hingga Penerima Bantuan Iuran (PBI) BPJS Kesehatan. Adapun alokasi vaksin gratis tersebut sebanyak 73.964.035 dosis.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rinciannya, vaksin gratis diberikan ke 1.251.173 tenaga kesehatan. Kemudian, 4.422.331 pelayan publik seperti pekerja bandara/pelabuhan, TNI/Polri, Satpol PP, dan aparat hukum. Lalu, vaksin gratis juga akan disediakan bagi peserta BPJS Kesehatan kategori Penerima Bantuan Iuran (PBI) sebanyak 26.484.172 orang.
Secara total, penerima bantuan vaksin mencapai 32.158.276 orang. Apabila dosis vaksin dikali dua maka total kebutuhan vaksin 64.316.552 dosis. Selain itu, pemerintah juga perlu menyediakan dosis untuk cadangan pemborosan (wastage) sekitar 15 persen dari total dosis tersebut.
Dari estimasi itu, kebutuhan dosis tinggal dikali harga perkiraan vaksin. Rencananya, kalangan ini akan mendapat vaksin dari Sinovac, perusahaan farmasi China yang bekerja sama dengan Indonesia.
Vaksin itu pun sudah tiba di Tanah Air sebanyak 1,2 juta dosis pada Minggu (6/12) malam. Menurut Menteri Koordinator Bidang Perekonomian sekaligus Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan PEN Airlangga Hartarto, harga vaksin Sinovac berkisar US$10 sampai US$20 per dosis.
Dengan estimasi kebutuhan sekitar 73,96 juta dosis, pembelian vaksin Sinovac menghabiskan biaya US$739,64 juta sampai US$1,47 miliar. Nilai ini setara Rp10,42 triliun hingga Rp20,85 triliun dengan asumsi kurs Rp14.100 per dolar AS pada saat ini.
Selain vaksin gratis, pemerintah juga menyediakan vaksin mandiri atau berbayar. Jumlahnya mencapai 172,6 juta dosis.
Kebutuhan vaksin ini akan ditutup oleh vaksin dari Sinovac sekitar 85 juta dosis, Novavax 30 juta dosis, dan vaksin Merah Putih 57,6 juta dosis. Dalam penyediaan vaksin itu, pemerintah membutuhkan dana sebanyak US$1,15 miliar sampai US$2,3 miliar atau setara Rp16,21 triliun sampai Rp32,43 triliun.
Lalu ditambah alokasi anggaran untuk menutup pembelian vaksin Merah Putih dari Bio Farma senilai US$288 juta sampai US$576 juta dengan harga US$5 sampai US$10 per dosis. Nilainya setara Rp4,06 triliun hingga Rp8,12 triliun.
Sebagai catatan, angka itu belum mempertimbangkan biaya distribusi dan kebutuhan operasional lainnya.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sendiri baru mencadangkan dana sebanyak Rp35,1 triliun khusus untuk pengadaan dan distribusi vaksin pada tahun ini. Dana itu diambil dari alokasi anggaran PEN bagi sektor kesehatan dengan jumlah mencapai Rp96,17 triliun.
Tahun depan, pemerintah mengalokasikan anggaran pengadaan vaksin dan penanganan covid-19 sebesar Rp60,5 triliun.