Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan tidak ada toleransi terhadap korupsi terutama dalam mengelola keuangan negara.
Hal ini disampaikan Sri Mulyani melalui akun resmi Instagramnya untuk memperingati Hari Antikorupsi Sedunia (Hakordia) 2020.
"Dalam situasi krisis dan kedaruratan kita dituntut bekerja cepat. Namun, harus tetap cermat, hati-hati, teliti dan tidak boleh korupsi," ujarnya Rabu (9/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sri Mulyani menekankan korupsi merupakan tindakan kejam karena mengkhianati sumpah dan janji terhadap tugas dan mencuri hak rakyat.
"Korupsi sangat merusak dan menodai nama baik organisasi, akhlak pribadi dan keluarga dan dicintai," tambah Sri Mulyani.
Dia menegaskan akan menutup celah yang menjadi penyebab korupsi.
"Hari ini, lusa dan selamanya, sikap kita harus selalu sama. Tidak ada toleransi terhadap korupsi," tegas Sri Mulyani.
Ia berharap seluruh jajaran Kementerian Keuangan dapat menjalankan amanah demi terciptanya perlindungan rakyat dari tekanan dampak pandemi covid-19.
"Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan kekuatan untuk kita selalu amanah dan memilih jalan benar dan bersih," ujarnya.
Korupsi saat ini masih menjadi penyakit di Indonesia. Bahkan korupsi juga terjadi saat pandemi corona.
Korupsi tersebut salah satunya bisa dilihat dari kasus dana bansos covid-19 yang menyeret Menteri Sosial Juliari Batubara.
Juliari beberapa waktu lalu ditetapkan menjadi tersangka dalam kasus suap penyaluran bansos covid. Ia diduga menerima suap Rp17 miliar dalam kasus tersebut.
(age)