Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati buka suara soal dirinya yang masuk ke dalam daftar 100 Most Powerful Women atau wanita paling berpengaruh di dunia versi Forbes. Baginya hal ini dapat tercapai juga karena kinerja seluruh tim Pertamina baik pekerja maupun level top manajemen.
"Banyak target dan tanggung jawab yang harus dilakukan perusahaan untuk mencapai visi perusahaan sebagai perusahaan energi kelas dunia. Satu per satu tantangan dapat kami lampaui dengan kerja sama tim yang amanah, kompeten, harmonis, loyal, adaptif dan juga kolaboratif," ujarnya dalam keterangan resmi, Rabu (9/12).
Ia menambahkan, tantangan ke depan tidak akan lebih mudah, terutama karena hampir semua lini bisnis harus bangkit pasca pandemi covid-19.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Selain menjalan penugasan dari pemerintah, kami juga memastikan setiap program yang kami jalankan dapat menjadi multiplier effect bagi sektor lainnya sehingga dapat menggiatkan perekonomian nasional, mendorong investasi dan menciptakan lapangan kerja. Semoga ini dapat membantu Indonesia pulih dari pandemi covid-19," tambahnya.
Lebih lanjut Nicke berharap, apresiasi ini dapat meningkatkan kepercayaan internasional kepada Pertamina yang terus memastikan bisnisnya dapat berjalan secara berkelanjutan sesuai aspek lingkungan, sosial dan tata kelola perusahaan yang baik (Environment, Social & Governance / ESG Framework).
"Karena untuk bisa menjalankan bisnis secara berkelanjutan, ketiga aspek ESG tersebut menjadi perhatian khusus bagi kami," pungkasnya.
Dalam ulasannya, Forbes menulis Nicke dipercaya pemerintah Indonesia untuk memimpin BUMN terbesar di negeri ini. Pada Juni 2020, pemerintah bahkan menyebut bahwa Nicke masih yang terbaik untuk memimpin Pertamina dan dapat melaksanakan tugas-tugas yang diberikan dengan baik.
Hal ini terlihat dari kinerja 2019 dimana Pertamina berhasil membukukan pendapatan hampir US$ 55 miliar dan laba sekitar US$ 2,5 miliar. Selain Nicke di urutan ke-25, ada pula Menteri Keuangan Sri Mulyani di urutan ke-78.
Menurut Forbes, Sri Mulyani merupakan Menteri Keuangan yang berhasil meningkatkan pendapatan negara melalui reformasi perpajakan yang akan memperluas layanan e-filing dan meningkatkan kepatuhan wajib pajak.
"Tahun lalu, Sri Mulyani menerima penghargaan bergengsi Menteri Terbaik di KTT Pemerintah Dunia atas upayanya melaksanakan reformasi," ulas majalah tersebut.
Forbes juga menyorot perannya sebagai sebagai Managing Director dan COO Bank Dunia sebelum kembali menjadi Menteri Keuangan Indonesia untuk kedua kalinya.
Saat berada di Bank Dunia, ia menggunakan platformnya untuk mempromosikan kesetaraan gender.
"Sri Mulyani menjabat sebagai Menteri Keuangan Indonesia dari 2005 hingga 2010, membantu membimbing transisi negara dari otokrasi menuju demokrasi," terang Forbes.
Sementara itu, peringkat pertama Most Powerful Women diduduki oleh Kanselir Jerman Angela Merkel. Disusul oleh Presiden Bank Sentral Eropa (ECB) Christine Lagarde di posisi kedua, serta Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) terpilih Kamala Harris di posisi ketiga.