Starbucks Corporation, perusahaan kopi multinasional asal Amerika Serikat menunjuk Mellody Hobson untuk duduk di kursi ketua dewan direksi perusahaan mulai tahun ini. Pengangkatan itu menjadikan Hobson sebagai wanita kulit hitam pertama di Starbucks yang menjabat posisi tersebut.
Hobson yang sebelumnya merupakan co-CEO Ariel Investment LLC, sebuah perusahaan manajemen aset yang berkantor di Chicago, AS. Hobson juga pernah bekerja menjadi direktur di JPMorgan Chase.
Ia juga duduk di kursi ketua dewan DreamWorks Animation. Tak ketinggalan, pernah juga menjadi direktur Estee Lauder, perusahaan kosmetik ternama yang berkantor di New York.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hobson menggantikan Myron E. Ullman yang memasuki masa pensiun setelah menduduki jabatan itu sejak 2018. Rencananya, Hobson akan mulai menjabat pada Maret 2021.
Ia mengaku sangat senang dan terhormat bisa menduduki jabatan tersebut oleh Starbucks. Apalagi, perusahaan dinilainya tengah berkembang dengan transformasi bisnis dalam dua dekade terakhir.
Namun, Hobson meminta agar perusahaan dapat terus meningkatkan keragaman etnis dan ras di struktural manajemen. "Perusahaan sekarang harus membereskan rumahnya. Dewan direksi harus meminta pertanggungjawaban para pemimpin organisasi ini seputar masalah keragaman ini," ungkap Hobson seperti dikutip dari CNN Business, Kamis (10/12).
Pengangkatan Hobson terjadi di tengah kritik publik terhadap Starbucks yang dinilai kurang mengedepankan keragaman etnis dan ras di struktur manajemen mereka. Saat ini, hanya 16,8 persen direksi perusahaan yang berasal dari etnis dan ras berbeda.
Lihat juga:Raksasa Ritel AS Tebar Bonus Pekerja Rp5,4 T |
Kendati begitu, porsi ini setidaknya sudah meningkat dari sebelumnya 13,6 persen pada 2015. Starbucks sendiri pernah menjadi sorotan publik terkait isu ras karena insiden penangkapan dua pria kulit hitam di kedai mereka di Philadelphia pada beberapa tahun lalu.
CEO Starbucks Kevin Johnson meminta maaf atas insiden tersebut. Setelah itu, perusahaan berkomitmen untuk meningkatkan keragaman di manajemen mereka dan mulai meningkatkan rekrutmen karyawan kulit hitam mereka.
Di sisi lain, Nasdaq mengusulkan aturan yang mengharuskan perusahaan-perusahaan di lantai bursa saham AS untuk setidaknya memiliki dua direktur yang beragam, termasuk direksi perempuan dan dari kalangan minoritas seperti orang kulit hitam hingga LGBT.
Sementara, salah satu negara bagian AS California meminta perusahaan publik yang berkantor di kawasan itu untuk memiliki satu anggota direksi dari kalangan minoritas mulai akhir 2021 atau setidaknya memiliki dua hingga tiga orang direksi minoritas pada akhir 2022.