Baik Riska maupun Analis Saham Ellen May sepaham kalau emiten rokok tidak akan mengalami koreksi berlarut akibat kenaikan cukai harga tembakau (CHT) pada 2021 mendatang.
Diketahui, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengumumkan kenaikan cukai rokok sebesar 12,5 persen yang akan efektif per 1 Februari tahun depan.
Tidak dapat dipungkiri, berbagai emiten rokok sempat 'terbakar' akibat keputusan Sri Mulyani. Selama dua hari berturut-turut setelah pengumuman, yaitu pada Kamis dan Jumat atau 10-11 Desember lalu, saham perusahaan rokok terjun bebas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tengok saja PT Gudang Garam Tbk (GGRM), PT H M Sampoerna Tbk (HMSP) dan PT Wismilak Inti Makmur Tbk (WIIM) yang kompak terjun bebas hingga belasan persen pada dua hari tersebut.
Pun demikian, Ellen percaya emiten rokok masih akan dapat bertahan meski cukai rokok naik. Kesimpulan dibuat melihat resistensi konsumsi rokok di Indonesia yang tinggi.
"Konsumen rokok saat pandemi corona hanya bergeser ke rokok dengan harga jual yang lebih murah," katanya seperti dikutip dari risetnya.
Lagipula rokok masih bebas diperdagangkan, tak seperti minuman alkohol misalnya yang sudah sangat terbatas penjualannya, karena masuk dalam kategori konsumsi non-halal di Indonesia.
![]() |
Karenanya, Ellen merekomendasikan koleksi GGRM dan HMSP mumpung pasar mengalami shock dan terjadi panik jual. Secara valuasi, keduanya dinilai masih murah dengan fundamental yang kuat.
Sedangkan untuk WIIM, pendiri Ellen May Institute ini merekomendasikan jual pada penutupan perdagangan pekan lalu. Namun, karena pangsa WIIM pada segmen Sigaret Kretek Tangan (SKT) lebih besar dari HMSP dan GGRM, ia menilai WIIM akan diuntungkan ke depannya.
SKT diberi pengecualian dan tidak mengalami kenaikan cukai rokok. Jika masyarakat akan beralih mengkonsumsi rokok murah, bisa jadi WIIM mampu menarik pendapatan lebih besar mengingat sebanyak 24 persen dari pendapatan perusahaan berasal dari produk SKT.
"Pada kuartal III, pendapatan WIIM naik 38,1 persen dibandingkan periode sama tahun lalu dan laba naik hingga 626,7 persen (yoy) didorong oleh penjualan rokok dengan harga yang relatif lebih murah dibandingkan dengan HMSP dan GGRM," jelasnya.
Sepaham, Riska juga merekomendasikan beli emiten sigaret. Soalnya, ini bukan kali pertama pemerintah menaikkan cukai rokok, seperti tidak ada matinya, setiap tahun mereka selalu berhasil bertumbuh.
Ia menyarankan akumulasi GGRM, HMSP, dan WIIM, dengan harga target berturut-turut di level 49.750, 1.950, dan 650.
(bir)