Airbnb Resmi Melantai di Bursa Saham, Harga Ungguli Marriot

CNN Indonesia
Jumat, 11 Des 2020 10:00 WIB
Airbnb resmi melantai di bursa saham Wall Street pada Kamis, (10/12), dengan harga US$146 per lembar saham.
Airbnb resmi melantai di Bursa Wall Street pada Kamis, (10/12) dengan harga US$146 per lembar saham.(Dok. Facebook/airbnb).
Jakarta, CNN Indonesia --

Airbnb resmi melantai di Bursa Wall Street pada Kamis, (10/12) dengan harga US$146 per lembar saham. Harga tersebut dua kali lipat dari harga IPO dan membuat valuasi perusahaan mencapai lebih dari US$100 miliar.

Valuasi perusahaan meroket sekitar tiga kali lipat dari valuasi perusahaan saat menerima investasi pada 2017. Saat itu, valuasi perusahaan berkisar US$31 miliar.

Dengan valuasi perusahaan saat ini, Airbnb memiliki nilai lebih besar dari Uber, bahkan mengalahkan valuasi gabungan Marriott dan Hilton.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Harga saham yang melonjak dari IPO Airbnb menandakan minat investor terhadap saham teknologi semakin tinggi. Pada pekan yang sama, aplikasi pengiriman DoorDash pun melakukan IPO dan harga sahamnya langsung melonjak 85 persen pada hari debutnya.

CEO Airbnb Brian Chesky tak pernah membayangkan valuasi perusahaan dapat meroket. Pasalnya, tahun ini dia menilai menjadi tahun roller coaster bagi perusahaan.

Pasalnya, pandemi virus corona membuat Airbnb harus memangkas seperempat dari total pekerjanya. Bahkan valuasi perusahaan pun sempat terpangkas menjadi US$18 miliar karena banyaknya utang perusahaan.

Chesky menilai tingginya permintaan saham Airbnb menunjukkan masyarakat masih memiliki keinginan untuk bepergian.

"Saya juga teringat pada pesan yang ayah saya katakan ketika saya tumbuh dewasa dan saya harus mengatakan pada diri saya sendiri ini selama masa-masa sulit kami. Dia mengatakan bahwa segala sesuatunya tidak pernah sebagus kelihatannya dan seburuk kelihatannya. Anda harus mengingatkan diri sendiri tentang hal itu untuk menemukan titik tengah antara tertinggi dan terendah ini," kata Chesky kepada CNN Business, dikutip Jumat (11/12).

Sementara DoorDash mendapat banyak manfaat dari orang-orang yang tinggal di rumah, Airbnb mendapat manfaat dari peluncuran vaksin yang berhasil yang membantu mengakhiri pandemi dan memungkinkan orang untuk bepergian lebih banyak.

Berdiri pada 2008 dengan nama Airbed & Breakfast, Airbnb menjungkirbalikkan industri perhotelan dengan mempopulerkan gagasan menyewakan kamar di rumah orang asing yang dulu tidak terpikirkan.

Platformnya digunakan untuk mencari dan memesan akomodasi di 220 negara dan wilayah di seluruh dunia. Airbnb sekarang menawarkan apartemen, rumah, dan kamar hotel lengkap untuk disewa serta pengalaman perjalanan.

Pandemi mengguncang bisnis Airbnb. Perusahaan terpukul paling parah pada Maret dan April ketika mengalami lebih banyak pembatalan daripada pemesanan.

Pada awal Mei, perusahaan memangkas 25 persen tenaga kerjanya atau sekitar 1.900 karyawan. Bisnisnya melampaui pesaingnya, seperti Expedia dan Booking.com.

Pada kuartal ketiga tahun ini, pendapatan Airbnb turun hanya 18 persen. Sementara itu para pesaing, seperti Expedia mencatatkan pendapatan yang turun 58 persen dan pendapatan Booking.com turun 48 persen.

[Gambas:Video CNN]



(age/bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER